Jakarta, Klikanggaran.com (19-08-2019) – Beberapa waktu lalu, petani garam di pesisir pantai utara Karawang berhenti berproduksi akibat dampak air laut sebagai sumber utama pembuatan garam tercemar minyak Pertamina yang bocor hampir satu bulan. Para petani garam memilih tidak produksi untuk menghindari kerugian lebih besar.
Pesisir utara Karawang, luasnya sekitar 108 hektare. Petani garam tersebar di tiga desa di Kecamatan Tempuran dan Pedes. Kebocoran dan tumpahan minyak Pertamina merugikan sekitar 64 petani garam yang memproduksi sekitar 927 ton sekali panen.
Kondisi tersebut masih menjadi perenungan seorang mantan pegawai Pertamina, Bayu Kristanto. Ia sangat menyesalkan peristiwa tersebut, dan dengan penuh rasa prihatin mengatakan, “Mereka tidak merasakan bagaimana menderita dan pedihnya saya dan keluarga saya. Sebelum ditahan pada tanggal 8 Agustus 2018 saja saya tidak bisa kembali kerja. Saya sudah fokus kerja di Dubai dan sekitarnya, pada waktu pulang dari Dubai, awal Januari 2018, paspor saya ditahan. Saya ditetapkan tersangka dan waktunya sangat lama, hingga ditahan 8 Agustus 2018.
“Mereka-mereka sudah dikasih tahu berulang kali bahwa metoda, cara kerja, due dilligence, valuation, proporsal, proses persetujuan hingga persetujuan dan keputusan sama dengan akuisisi PI di PSC ONWJ, PI di PSC-JOB East Java dan lainnya, tetapi mereka tidak mau mendengarkan, menutup mata, sok kuasa,” katanya pada Klikanggaran.com di Jakarta, Minggu (18/08/2019).
Bayu kemudian mengatakan, kalau akhirnya Yang Maha Kuasa marah dan Sumur di Blok ONWJ Blow Out dan kemudian menyengsarakan banyak orang, dan kemungkinan Pertamina dapat bangkrut, semua harus sadar dan introspeksi diri.
“Kalau tidak mau, ya silahkan saja. Begitu sumur di ONWJ blow out, kualat, karma akuisisi di BMG dan ONWJ di tahun yang sama, 2009. Jangan menyepelekan yang di atas murka, lho,” kata Bayu.
“Mereka tidak menghargai bagaimana Tim bekerja untuk memenangkan akuisisi ONWJ, BMG, OSES, dan lainnya. Mereka lupa kalau Pertamina tambah kaya dengan akuisisi-akuisisi periode 2007 sampai dengan 2010. Mereka yang di Pertamina tahu dan bahkan ada pemain yang menzolimi saya. Kalau sekarang Pertamina mendapat teguran yang sangat keras, pahamilah, mengapa terjadi?” tutup Bayu.