Muslihat Utang China Belt and Road Initiative, RI Mesti Wanti-Wanti?

photo author
- Minggu, 28 April 2019 | 12:30 WIB
Muslihat Utang
Muslihat Utang






Jakarta, Klikanggaran.com (28-04-2019) - Republik Indonesia (RI) harus optimis agar bisa terhindar dari apa yang disebut sebagai jebakan utang Belt and Road Initiative (Inisiatif Jalur Sutra). Pasalnya, ada polemik di ruang publik menyoroti kicauan China yang tidak berusaha menjebak siapapun dengan utang dan hanya memiliki niat baik/Inisiatif Jalan Sutra akan fokus pada transparansi dan pemerintahan yang bersih, proyek besar infrastruktur, dan perdagangan harus menghasilkan pertumbuhan. Akan tetapi, ini merupakan ancaman bagi perekonomian global meskipun bisa meningkatkan daya saing.





Dalam pantauan Klikanggaran.com, ambisi Republik Rakyat China menyingkirkan Amerika Serikat dari tahta kekuatan ekonomi nomor satu dunia, tampaknya bukan sekedar retorika. Sebab, inisiatif Belt and Road Initiative sebagai proyek abad ini, merupakan upaya diplomatik untuk mendorong globalisasi dengan gaya China.





Untuk diketahui bahwa selama pemantauan Klikanggaran.com sejak 2017 silam tercatat 68 negara dan organisasi internasional telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan China. Dengan mengimingi Inisiatif Belt and Road Initiative, ini menjanjikan 540 miliar yuan atau setara USD78 miliar untuk pembiayaan, termasuk 100 miliar yuan untuk Dana Jalur Sutera, pinjaman baru 380 miliar yuan kepada negara-negara peserta, dan 60 miliar yuan di tahun-tahun mendatang untuk pengembangan negara dan organisasi internasional.





Hal inti tampak jelas melalui proyeksi jaringan menghubungkan China dengan Asia, Eropa, dan Afrika melalui infrastruktur dan investasi. Serta pusat gravitasi ekonomi dunia sudah beralih dari Barat ke Timur dan ingin ekspansi infrastruktur yang direncanakan (One Belt, One Road).





Menurut publik, ada baiknya lebih memilih proteksionisme ekonomi, karena dikhawatirkan gangguan geopolitik di sepanjang rute Belt and Road. Meskipun RI tidak melakukan perjanjian G to G (antarpemerintah) yang hanya gunakan skema B to B (antarbadan usaha). Misal, jika tidak dikelola dengan hati-hati, investasi infrastruktur memang dapat menyebabkan utang yang bermasalah. Sebaiknya utang ini harus digunakan untuk pemakaian yang tepat dan berkelanjutan di semua aspek, sebab dikhawatirkan China memperluas konektevitas investasi infrastrukturnya. (MJP)






Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X