PTBA Cetak Rekor Muri dan Jutaan Ton Batubara Diangkut dari Tanjung Enim

photo author
- Senin, 4 Maret 2019 | 16:32 WIB
PTBA Cetak Rekor MURI
PTBA Cetak Rekor MURI

Palembang, Klikanggaran.com (03-03-2019) - Dalam memperingatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-38 dan 100 tahun penambangan, PT Bukit Asam (Tbk) menggelar berbagai kegiatan di wilayah operasional kantor pusat PTBA di Kota Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Seperti misalnya kegiatan tari dan lomba panjat pinang yang telah mencatatkan Rekor Muri, Sabtu (02/03/19).

Tercatat ada sebanyak 1.204 orang peserta Tari Sambut yang berasal dari siswa-siswi se-Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.

“Untuk kategori Tari Sambut, Kecamatan Lawang Kidul dinobatkan sebagai Tari Sambut terbanyak dunia dengan 1.204 orang penari secara bersamaan,” kata Triono, perwakilan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

Tidak hanya kegiatan tari yang digelar. Pihak PTBA secara bersamaan juga menggelar lomba panjat pinang. Setidaknya ada 105 batang pinang berbaris di lapangan Saringan, Kelurahan Tanjung Enim.

“Memeriahkan acara panjat pinang ini sebagai rasa sukur atas telah tercapainya 100 tahun penambangan dan di HUT PTBA. Kita juga akan mendukung penuh semua kegiatan positif. Apalagi untuk meningkatkan pariwisata di wilayah Kabupaten Muara Enim ini,” jelas Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin.

PTBA Cetak Rekor Muri dan jutaan ton batubara diangkut dari Tanjung Enim

Dari rangkuman pendapat yang diterima Klikanggaran.com, manajemen dinilai PTBA terkesan selalu memanjakan masyarakat Kota Tanjung Enim. Antara lain dengan berbagai suguhan perlombaan yang menarik hingga mendatangkan artis ibukota ke Kota Tanjung Enim di hampir setiap tahun perayaan HUT PTBA.

Melihat kondisi tersebut, seorang perwakilan aktivis dan masyarakat berharap, hendaknya kondisi itu tak membuat warga Tanjung Enim hanyut dalam euforia kegembiraan semata. Melainkan juga turut kritis dan memantau sepak terjang pengelolaan penambangan yang dikhawatirkan suatu saat berpotensi buruk pada lingkungan sekitar.

Pasalnya, setiap tahun jutaan ton mutiara hitam (batubara) dari perut bumi Tanjung Enim diangkut keluar wilayah Tanjung Enim. Dalam pengangkutan batubara, Perseroan bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Proses pengangkutan batubara itu sendiri dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan (Lampung) dan Dermaga Kertapati, Palembang. Di tahun 2016 saja misalnya, total volume angkutan batubara melalui kereta api ke pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati berjumlah sekitar 17,7 juta ton.

Angka tersebut bisa saja bertambah setiap tahun. Lantaran di tahun 2015 pengangkutan batubara termonitor hanya berkisar 15,79 juta ton. Dan, pada tahun 2017 ditaksir berkisar 21,36 juta ton atau naik 22,5 persen dibanding realisasi tahun 2016.

Adapun jumlah biaya pengangkutan batubara tahun 2017 dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan, PTBA harus merogoh kocek berkisar sebesar Rp 3.713 miliar. Dari Tanjung Enim ke Dermaga Kertapati berkisar sebesar Rp 327 miliar.

Perseroan sendiri diketahui memegang hak Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi dengan total area kelolaan 93.977 ha yang tersebar di berbagai lokasi. Salah satunya yakni di Tanjung Enim dengan luas 66.414 ha, yang meliputi Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Terdiri dari Air Laya (7.621 ha), Muara Tiga Besar (3.300 ha), Banko Barat (4.500 ha), Banko-Tengah Blok Barat (2.423 ha), Banko-Tengah Blok Timur (22.937 ha), Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan (24.751 ha).

Baca juga : Ungkap Kembali Tabir Kasus Dugaan Korupsi Sewa Floating Crane PTBA

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X