Jakarta, Klikanggaran (03-02-2019) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) pernah melakukan kerja sama strategis dengan Crompton Greaves Ltd of India (CG India). Keduanya mendirikan perusahaan patungan (Joint Venture Company) bernama PT Crompton Prima Switchgear Indonesia. Perusahaan ini diketahui untuk memproduksi peralatan switchgear di Indonesia.
Selain itu, kerja sama tersebut adalah dalam rangka memitigasi resiko fluktuasi mata uang asing, jika tetap mengandalkan impor bagi struktur operasionalnya. Selain itu juga untuk meningkatkan serapan Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN dalam pengadaan barang dan jasa.
Masih terkait Joint Venture Company ini, switchgear merupakan peralatan vital dalam pengoperasian jaringan ketenagalistrikan. Hal ini guna untuk memutuskan ataupun menghubungkan rangkaian listrik dalam kondisi normal atau tidak normal.
Hal tersebut juga berfungsi untuk menjaga kendala dan melindungi peralatan listrik yang lain seperti generator, trafo daya dari suatu pembangkit. Serta memiliki jalur transmisi daya lainnya terhadap gangguan yang dapat terjadi.
Namun, sepertinya pembangunan pabrik Switchgear tidak berjalan mulus. Lantaran menurut kabar burung telah terhenti.
Joint Venture Company
Sehingga dengan begitu, pengeluaran biaya investasi untuk kerja sama yang dilakukan PT PLN (Persero) diduga menjadi sia-sia. Lantaran pengeluaran biaya investasi atas kerja sama tersebut tidak memberikan manfaat sesuai yang direncanakan. Diketahui, nilai investasinya sebesar USD3.136.000, jika kita kurs rupiahkan menjadi sebesar Rp42.336.600.000.000.
Dampaknya pun sangat luar biasa. PT PLN harus kehilangan kesempatan sumber pendapatan dari penjualan produk dan penguasaan teknologi yang harus diproduksinya. Hal inilah yang membuat penasaran publik, kenapa hal ini bisa terjadi?
Usut punya usut, ternyata ditemukan fakta perihal PT CPSI dalam dokumen Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Bahwa atas penyelesaian pembangunan pabrik, CPSI tidak pernah masuk dalam agenda pembahasan dalam RUPS.
Termasuk pada tahun anggaran 2015, 2016, dan untuk tahun anggaran 2017. Mereka (dalam hal ini PT PLN dan PT CGI) hanya membahas terkait penyertaan modal. Dan, perubahan susunan direksi serta komisaris saja.
Sehingga publik pun mencurigai, jangan-jangan ini hanya sebatas proyek-proyekan PT PLN saja? Oleh karena itu, publik mendorong agar aparat hukum menyelidiki kasus Join Venture Company yang terhenti ini. Agar tak ada kerugiaan-kecurigaan lain bermunculan.
Terkait permasalahan di atas, Klikanggaran.com sudah mencoba meminta klarifikasi pada PLN, tetapi tidak mendapat tanggapan.
Baca juga : Kebocoran Anggaran di Tubuh PT PLN
