Pemerintah Tak Mampu Capai Target PDB 2018?

photo author
- Selasa, 7 Agustus 2018 | 04:55 WIB
images_berita_2018_Jun_IMG-20180807-WA0012
images_berita_2018_Jun_IMG-20180807-WA0012

Jakarta, Klikanggaran.com (07-08-2018) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2018 tumbuh sebesar 5,27%. Angka ini cukup membuat pasar bergeliat karena berada di atas ekspektasi pelaku pasar.

Kendati demikian, hal ini masih dianggap sulit untuk menggenjot pertumbuhan perekonomian yang ditargetkan pemerintah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 5,4%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, memperkirakan, sulit bagi pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan yang dipatok sebesar 5,4% tahun ini.

Suhariyanto juga mengungkapkan, ada beberapa faktor yang mendasari hal tersebut. Di antaranya konsumsi rumah tangga, kondisi ekonomi global, dan inflasi.

Di sisi konsumsi rumah tangga pada periode April - Juni 2018 memang tumbuh cukup mengesankan, hingga 5,14%, tapi BPS memproyeksikan sulit mempertahankan posisi itu untuk kuartal selanjutnya.

Proyeksi itu didasarkan atas data Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang dirilis otoritas statistik pada bulan ini. Di mana pada kuartal III-2018 ITK menunjukkan adanya pesimisme dari konsumen sebesar 96,99.

Sementara, di tengah isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, kinerja ekspor Indonesia pun bisa saja terhambat dalam menghadapi dinamika ekonomi global.

Suharyanto mengatakan, untuk mencapai target APBN 2018 pertumbuhan 5,4% itu cukup berat, karena realisasi pertumbuhan untuk kuartal selanjutnya harus tumbuh mencapai 5,63%.

"Kalau mau dapat 5,4%, masing-masing harus tumbuh 5,63%. Kita optimis boleh, tapi harus lihat berbagai indikator," terangnya.

Oleh sebab itu, pemerintah perlu menjaga laju inflasi yang akan berpengaruh langsung terhadap daya beli masyarakat. Bila ini bisa terjaga, maka kondisi ekonomi nasional akan terjaga, optimisme pelaku usaha pun akan tumbuh.

"Faktor utama adalah menjaga inflasi terjaga, baik barang dan pasokan bagus, terutama menjaga keyakinan bahwa everything will be ok," tegas Suhariyanto.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Bagus AlFatah

Rekomendasi

Terkini

X