Darwin: Kebocoran Jadi Sumber Utama Kelemahan Fundamental Ekonomi RI

photo author
- Jumat, 3 Agustus 2018 | 01:43 WIB
images_berita_2018_Jun_IMG-20180803-WA0069
images_berita_2018_Jun_IMG-20180803-WA0069

Jakarta, Klikanggaran.com (03-08-2018) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menyebut lemahnya rupiah dikarenakan fundamental Indonesia dan ketergantungannya atas dana asing.

Dalam kesempatan bertajuk Business Lunch with Jusuf Kalla bertema "Waspada Ekonomi Indonesia di Tahun Politik" di Hotel Aryaduta pada Kamis (2/8), Darmin menyampaikan beberapa poin terkait lemahnya fundamental ekonomi RI.

Salah satu kelemahan fundamental ekonomi Indonesia menurut Darmin adalah saving (simpanan) Indonesia yang rendah.

"Sebenarnya ada satu kelemahan fundamental ekonomi kita, secara teknis ukuran orang bilang saving (simpanan) kita rendah," paparnya.

Sehingga, lanjut Darmin, kita selalu perlu modal asing bukan hanya untuk investasi dan foreign direct investment (FDI). Tapi, bahkan perlu dana asing untuk membeli sebagian saham kita di pasar modal dan untuk membeli sebagian obligasi negara yang diterbitkan oleh pemerintah.

Kendati demikian, Darmin mengakui jika Indonesia bukan termasuk negara dengan masyarakat yang boros sekali sehingga simpanannya rendah. Karena yang menjadi sumber utama rendahnya saving adalah kebocoran ekonomi yang disebabkan defisitnya penerimaan devisa dari ekspor.

Darmin menambahkan, dari data yang dimiliki BI, semua ekspor Indonesia hanya memasukkan devisa sekitar 80-81%, sehingga harus mengurangi cadangan devisa yang ada. Hal tersebut yang dikatakannya ekonomi bocor.

"Dalam kaidah ekonomi, kalau devisa tidak masuk itu bocor namanya. Ekonominya bocor," pungkas Darmin.

Selain itu, implikasi dari berkurangnya cadangan devisa yakni ikut berkurangnya kemampuan untuk menambah uang beredar. Di mana tambahan uang beredar dapat memacu valas untuk ekspor-impor.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Bagus AlFatah

Rekomendasi

Terkini

X