Jakarta, Klikanggaran.com (23-04-2018) - Satelit PT Telkom 1 yang diluncurkan pada tanggal 12 Agustus 1999 untuk menempati slot orbit 108 yang dikabarkan mati tersebut, kini masih menjadi bagian misteri yang belum terpecahkan. Padahal, satelit tersebut masa pakainya masih 15 tahun lagi.
Menurut Pengkaji Geopolitik Global Future Institute, Hendrajit, skandal rusaknya satelit 1 yang sempat mati beberapa waktu lalu itu sangat berbahaya karena menyangkut kerahasiaan informasi intelijen negara.
Terlebih, saat ini PT Telkom, termasuk Indosat, menjadi hal yang rawan karena bisa dibilang sudah menjadi sentra inteligen Indonesia.
"Dalam kontek ini, yang krusial sebenarnya bukan bencana ekonomi, melainkan seluruh informasi inteligen. Jadi lebih kepada geopolitik," kata Hendrajit pada Sabtu (21/04).
Selain itu, lanjut Hendrajit, hilangnya satelit 1 ini bisa menjadi momentum bagi pemerintah untuk melihat secara menyeluruh terhadap penempatan Dirut-Dirut di BUMN secara strategis, termasuk Telkom dan lain-lain. Karena hal itu, dinilai, inteljen bisa tembus keluar. Bahkan, rahasia negara bisa diakses dengan mudah oleh pihak partikleir.
Di lain pihak, Center for Budget Analysis (CBA) mendorong Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, untuk mengevaluasi jajaran direksi PT Telkom, khususnya Direktur Utama PT Telkom sebagai anak usaha BUMN strategis di bawah kepemimpinan Alex J Sinaga yang banyak menuai masalah dan sampai saat ini tidak ada upaya penyelesaian yang konkrit dari internal Telkom.
"Misalnya soal rusaknya satelit 1 yang berdampak pada kerugian negara yang tidak sedikit, belum lagi soal kemungkinan kebocoran informasi inteligen. Menteri Rini harus bertindak tegas seperti yang ia lakukan dengan BUMN lainnya. Jangan galak sama BUMN lain doang, sedangkan Dirut Telkom sejauh ini sama sekali tidak ada evaluasi," tegas Jajang Nurjaman, Koordinator Investagasi CBA, saat dihubungi Klikanggaran.com pada Senin (23/04).