Jakarta, Klikanggaran.com (13-04-2018) - Pada tahun 2012 PT Krakatau Steel merealisasikan proyek persiapan lahan pembangunan "stockyard harbaour" dalam rangka menjamin kontinuitas supply bahan baku pabrik "Blast Furnace Complek" (BFC) dan "Direct Reduction Plant" (DRP).
Proyek "stockyard harbaour" ini terletak pada lahan seluas 16 hektar yang berlokasikan di sebelah timur Pelabuhan Krakatau Bandar Samudra dan berbatasan langsung dengan proyek JV PT Krakatau Steel Posco.
Pemenang lelang proyek lahan untuk pembangunan "stockyard harbaour" ini adalah PT Adhi Karya, dengan harga penawaran sebesar Rp 44,5 miliar. Dan, kontrak persiapan lahan untuk pembangunan stockyard pelabuhan antara Adhi Karya dengan Krakatau Steel tersebut ditandatangani tanggal 26 November 2012.
Ruang lingkup pekerjaan Adhi Karya adalah merancang, mengirim, menyediakan, menyelia dalam menumpuk, memadat, dan mematangkan semua tanah yang dipadatkan wajib diukur kepadatan dan daya dukung tanahnya.
Sementara waktu pelaksanaan proyek oleh Adhi Karya ini selama 180 hari dengan kontrak pekerjaan efektif pada tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya, kontrak mengalami amendemen pada 30 Juni 2014 dengan adanya pekerjaan tambahan.
Namun, hal ini mengakibatkan adanya perubahaan waktu pelaksanaan pekerjaan menjadi 491 hari dengan nilai kontrak tetap.
Sebelum serah terima akhir pekerjaan, pada tanggal 29 Oktober 2014 ditemukan penurunan tanah (settlement) area timbunan hingga kedalaman maksimun 80 CM oleh PT Krakatau Engineering sebagai kontraktor fasilitas "stockyard harbaour". Dan, Krakatau Steel memerintahkan Adhi Karya agar melakukan finishing lahan tersebut.
Namun, pada bulan April 2016, proyek lahan untuk "stockyard harbaour" mengalami pergeseran dan penurunan pondasi pada pengukuran setelah performance test dengan pergeseran lateral pondasi sampai dengan 160 MM dan penurunan vertikal hingga 10 MM.
Setelah proyek "stockyard harbaour" sudah diserahterimakan, lalu mengalami penurunan tanah dan retak pada tanggal 22 Juni 2016, membuat proyek "stockyard harbaour" tidak dapat sepenuhnya bisa dimanfaatkan oleh Kratakau Steel.
Melihat kondisi ini publik bertanya, pihak pemenang lelang yaitu Adhi Karya, bisakah tertawa, lantaran bisa mendapatkan proyek meskipun terjadi penurunan tanah dan retak eskrim.