Jakarta, Klikanggaran.com (27-03-2018) - Kala senja diwarnai dengan tangisan hujan, si Doel pedagang kaki lima tengah diceramahi oleh si preman berbadan kekar, sangar, namun berhati helo kitty. Mereka tengah asyik berdebat mengenai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak atau BBM bernama Pertalite, yang kini dikabarkan naik sekitar 200 perak.
Meski keduanya sama-sama rakyat, namun mereka memiliki corak pandang yang berbeda melihat kenaikan harga Pertalite sekitar 200 perak tersebut.
Dimulai dari si preman yang geram dengan kebijakan pemerintah hari ini. Ia selaku rakyat merasa terdzolimi dengan kenaikan tersebut. Meski preman, namun Ia selalu aktif bermedia sosial, sehingga Ia terus update mengenai kenaikan harga BBM.
Di tengah kegeraman, si Doel yang sudah dari tadi nongkrong bareng dengan si preman di warung kopi, sambil menyuruput kopi, si Doel terus mendengarkan ocehan preman yang terus asyik menggerutu. Saat selesai dengan ocehan si preman, si Doel dengan sigap mengeluarkan kata-kata pamungkas yang menghebohkan seisi warung kopi tersebut.
"Kembalian 200 perak dituker permen aja lo diem aja," kata si Doel yang membuat si preman dan seisi warung kopi gemetar mendengarnya.
"Ia juga, kalau dipikir-dipikir, itu kan yang paling sering terjadi. Kenapa media gak mengangkatnya ya?" pikir si abang tukang warung kopi sambil menyajikan kopi hangat untuk si pelanggan.
Preman pun terdiam dengan kata-kata si Doel, entah apa yang dipikirkan.
Ketika itu, si Doel bilang lagi, "Makanya jangan mau termakan isu media, kita harus bijak menyikapi kebijakan pemerintah, ketimbang menyalahkannya. Akhirnya lo yang jadi malu sendiri. Bini lo aja kalau ke Indomaret yang jelas milik kapitalis, fine-fine aja kalau gak ada kembalian 200 atau bahkan 500 perak di kasirnya. Nah, sekarang ini cuman naik 200 tuh pertalite, diributin, ente sehat, haaah?" celoteh si Doel sambil beranjak pergi dari warung kopi, mirip film drama korea yang ditinggal kekasih.