Palembang, Klikanggaran.com- Heboh di medsos (BBM), beberapa kader PMII dari Sulawesi Selatan melanjutkan BC yang dikirim oleh pimpinan Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Sulawesi Selatan yang bentuknya menginstruksikan seluruh kader PMII di Sulawesi Selatan untuk melakukan aksi solidaritas, dan menyikapi isu-isu lokal di Kabupatennya masing-masing, seperti yang di-BC oleh Irfan Badri, salah satu Pengurus Koordinator Cabang PMII Sulawesi Selatan (PKC PMII Sulsel). Kamis, (19/5).
Kebangkitan Nasional 20 Mei sudah tidak lagi diperingati secara khidmat atau selayaknya sebagai peristiwa yang penting dalam sejarah bangsa. Bagi mereka yang masih ingat kepada masa di bawah kepemimpinan Bung Karno, maka akan terasa sekali betapa besar beda antara peringatan Hari Kebangkitan Nasional sebelum 1965 dengan yang diselenggarakan selama Orde Baru.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan sampai 1965 selalu sarat dengan dikobarkannya semangat untuk menghormati jasa-jasa para perintis kemerdekaan, semangat untuk mempersatukan bangsa, semangat untuk bersama-sama meneruskan revolusi menuju masyarakat adil dan makmur. “Api” kebangkitan bangsa ini terasa menyala-nyala dalam kesempatan semacam itu. Sayang sekali, bahwa justru “api” inilah yang selama Orde Baru menjadi terasa pudar, redup atau “loyo”. Maka, adalah menarik dan penting bagi kita semua untuk merenungkan mengapa timbul gejala-gejala semacam itu.
Memang, selama Orde Baru ada juga berbagai peristiwa bersejarah antara lain : Hari Pahlawan 10 November, peringatan 17 Agustus, hari Sumpah Pemuda, hari lahirnya Pancasila, Hari Kartini dll yang diperingati. Namun, apakah peringatan-peringatan itu bisa menyentuh jiwa banyak orang sebagai pendidikan moral dan politik? Dan, apakah peringatan-peringatan itu diselenggarakan oleh orang-orang yang betul-betul menghayati pentingnya peristiwa-peristiwa bersejarah itu? Atau, apakah peristiwa itu diadakan sekadar sebagai upacara ritual yang “mengambang”, yang tidak berbobot, yang dangkal, dan yang sama sekali tidak berisi pesan-pesan berarti?
Lewat momentum hari Kebangkitan Nasional 20 Mei besok, inilah PKC.PMII SULSEL, mengintruksikan agar kiranya seluruh PC.PMII yang ada di SulSel kiranya melakukan aktifitas dalam merespon hari Kebangkitan Nasional dalam bentuk sosial kemasyarakatan, berupa gerakan parlemen jalan (menyikapi isu lokal masing-masing di daerahnya). Titik aksi fokus di depan DPRD kab/kota. Depan kantor pemerintahan kab./kota.
Ditutup dengan kata "SEBARKAN".