Jakarta, KlikAnggaran- HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) hendaknya jangan ada sedikitpun (memiliki) keinginan serta (mengangkat) tema-tema perjuangan HTI, seperti penegakkan khilafah, tidak setuju NKRI dan Pancasila sehingga dapat dikesankan bahwa HTI akan membuat negara baru. Demikian disampaikan K.H. Hasyim Muzadi, saat menerima kunjungan Pimpinan Pusat HTI di Pesantren Alhikam Depok, Rabu (4/5). Kunjungan Pimpinan Pusat HTI itu untuk mendiskusikan masalah keagamaan dan kebangsaan.
“Sebenarnya HTI cukup mengisi Indonesia dengan syareat Islam rahmatan lil alamin, bukan membuat negara Indonesia Baru,” tegas K.H. Hasyim Muzadi.
Menurut K.H. Hasyim, dengan membuat tema tentang negara Indonesia baru, HTI sama artinya dengan mempersenjatai musuh Islam ( islamophobia ) untuk menggunakan kekuasaan negara Indonesia guna menyerang HTI dan juga Islam. K.H. Hasyim juga mengingatkan, Pancasila telah diterima kaum muslimin Indonesia melalui proses panjang, selama kurang lebih 40 tahun, sehingga Pancasila jangan dipersoalkan lagi. Perjuangan itu dimulai dari perjuangan bersenjata, seperti yang dilakukan DI/TII , Permesta/PRRI, lantas perjuangan konstitusional melalui konstituante, sampai NU (Nahdlatul Ulama) menjadi partai politik, bergabung dengan PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Semuanya tidak ada yang cocok. Pada akhirnya tahun 1984, NU menetapkan Pancasila sebagai asas negara dan Islam ahlussunnah sebagai ideologi NU sebagaimana tertera dalam Khittah NU.
“Hendaknya proses panjang ini tidak diciderai,” ujar K.H. Hasyim.
KH Hasyim Muzadi juga mengimbau NU atau Gerakan Pemuda (GP) Ansor jangan menyelesaikan masalah HTI melalui kekerasan. Cara seperti itu akan terkesan NU atau Ansor mendiamkan timbulnya PKI di Indonesia yang di lain sisi ganas kepada sesama muslim. Penyelesaian HTI oleh NU atau GP ANSOR hendaknya dimulai dengan musyawarah agar NU dapat menjadi pemimpin umat Islam Indonesia.
“Saya yakin PKI jauh lebih berbahaya dari HTI, baik ukuran agama maupun ukuran negara. Bahkan bisa terkesan pengalihan masalah dari PKI ke HTI,” tegas K.H. Hasyim, “semoga himbauan saya didengar HTI. Tidak perlu khilafah, terimalah NKRI dan Pancasila.”