• Jumat, 22 September 2023

Pemerintah Tidak Jujur Soal Kondisi Ekonomi Indonesia?

- Selasa, 19 Desember 2017 | 05:27 WIB
images_berita_Nov17_Jujur
images_berita_Nov17_Jujur

Jakarta, Klikanggaran.com (19/12/2017) - Rilis data Badan Pusat Statistik pada Maret 2017, angka kemiskinan terus meningkat. Yaitu menjadi 27,77 orang atau sekitar 10,64% dari total penduduk Indonesia yang diperkirakan saat ini berjumlah sekitar 261 juta jiwa.

Selain itu, pada bulan Agustus 2017, angka pengangguran juga terus meningkat menjadi 7,04 juta orang dari total jumlah angkatan kerja sebesar 121,2 juta jiwa.

Selain angka kemiskinan dan angka pengangguran yang terus meningkat sebagaimana laporan BPS, daya beli masyarakat juga ternyata menurun, sebagaimana disampaikan oleh World Bank atau Bank Dunia pada Agustus 2017. Daya beli masyarakat Indonesia menurun cukup tajam.

Menurut Aktivis Rumah Amanah Rakyat, Ferdinand Hutahean, kondisi dan 3 poin di atas berbanding terbalik dengan yang disampaikan pemerintah melalui Menkeu, Sri Mulyani, pada (18/072017), bahwa Pendapatan Perkapita masyarakat justru naik menjadi Rp 47,96 juta/tahun.

“Paradoks pun terjadi dan melahirkan pertanyaan besar, mengapa di sela peningkatan pendapatan perkapita justru terjadi penurunan penerimaan negara di sektor pajak dan terjadi penurunan daya beli? Adakah pemerintah telah mengkreasi opini untuk menutupi kegagalannya?” tanya Ferdinand.

Ferdinand mengatakan, logika normalnya, jika pendapatan perkapita meningkat, justru harusnya daya beli naik, bukan malah menurun. Dan, penerimaan sektor pajak pasti mudah dicapai karena sektor konsumsi akan tinggi sebagai akibat peningkatan pendatan.

“Lelucon itu pun menjadi tidak lucu sama sekali, ketika pendapatan perkapita naik namun angka kemiskinan justru meningkat, ditemani penurunan daya beli dan peningkatan pengangguran. Saya pikir pemerintah sedang tidak jujur dengan keadaan negara sesungguhnya,” tutup Ferdinand.

 

Editor: Kit Rose

Tags

Terkini

X