Sosok Gus Dur di Mata Presiden RI

photo author
- Sabtu, 24 Desember 2016 | 06:26 WIB
images_15697054_418165025240921_302451441_o
images_15697054_418165025240921_302451441_o

Jakarta Klikanggaran.com (24/12/2016) - Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menghadiri haul ke-7 K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ciganjur, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengatakan, Gus Dur adalah sosok yang sangat patut diteladani.

"Kamis, 23 September 2013, bertempat di Wahid Institute, Ibu Shinta Nuriyah memberi saya peci yang biasa dipakai Gus Dur. Peci ini membuat saya selalu teringat atas usaha dan keteladanan Gus Dur. Gus Dur sangat patut kita teladani. Ketulusannya, hubungan tanpa sekatnya, sederhana, kesukarelaannya, hingga pengorbanan Gus Dur untuk bangsa dan negara hingga akhir hayat," kata Presiden Jokowi, Jumat (23/12/2016).

Menurutnya, Gus Dur pernah berpesan bahwa Indonesia bukan milik golongan atau perseorangan. Indonesia adalah milik bersama. Karenanya, Indonesia harus ditegakkan berdasarkan atas konstitusi.

"Saya kadang geregetan jika ada kelompok yang mengabaikan kemajemukan kita, mengabaikan konstitusi, memaksakan kehendak, bahkan dengan kekerasan, dengan radikal dan lain sebagainya," ujar presiden.

Presiden mengaku prihatin dengan fenomena medsos beberapa bulan terakhir. Menurutnya, informasi yang beredar di medsos berkembang sedemikian rupa hingga orang terkadang lalai dan tidak bisa membedakan antara kritik dan marah, antara kritik dan menjelek-jelekkan, kritik dan menghasut, serta antara kritik dan menghujat, makar, kebencian, dan lain sebagainya.

"Karenanya, jika Gus Dur hari ini masih ada, pasti akan memberi tahu kita, kita ini masih baik anak TK," imbuh presiden dengan gemas.

Presiden melihat, harusnya masyarakat Indonesia bersyukur karena mempunyai pedoman hidup, memiliki Pancasila, di mana banyak negara di dunia tidak punya ideologi negara.

"Harusnya identitas yang bangsa kita ini punyai bisa membantu kita, mampu menggerakkan kita untuk gotong-royong lebih cepat, bisa memenangkan persaingan global, mampu membuat kita mandiri dan berkepribadian," tuturnya. "Gus Dur mengajarkan kita untuk meyakini bahwa kita ini satu bangsa dan satu tanah air, Gus Dur juga selalu optimis memandang Indonesia ke depan. Bahkan jika ada masalah atau sedang mengambil keputusan rumit, Gus Dur mengatakan, Gitu aja kok repot," tambahnya.

Karenanya, lanjut presiden, Gus Dur sejalan dengan misi Rasulullah Muhammad SAW, yang menuntun umat manusia untuk memiliki akhlak mulia. Presiden berharap umat tidak terus saling berselisih yang justru akan menguras energi.

"Energi yang bisa dipakai untuk kesejahteraan, untuk membangun strategi ekonomi negara, industri untuk lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya, habis untuk ribut dengan saudaranya," katanya.

Tak kurang dari 15 ribu masyarakat Islam di Jabodetabek dan sekitarnya menghadiri haul ke-7 Presiden ke-4 RI ini. Saking banyaknya, bahkan masyarakat berada di luar dan lapangan untuk bisa mengikuti puncak haul tersebut.

Dalam haul tersebut dipentaskan banyak hal, seperti pembacaan puisi, penandatanganan, dan pembacaan ikrar "Damai Antar Umat Beragama", dan lain sebagainya. Hadir pula para kiai, pengasuh pondok pesantren, dan para pejabat tinggi negara seperi Menag, bahkan hadir pula ketiga pasangan calon Gubernur DKI Jakarta. 

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Heryanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

X