Genting Mana, Wacana PKI dan Kesenjangan Ekonomi Indonesia Saat Ini?

photo author
- Selasa, 19 September 2017 | 23:58 WIB
images_berita_Sept17_duaji
images_berita_Sept17_duaji

 

Jakarta, Klikanggaran.com (20/9/2017) - Juru bicara '98, Ricky Tamba, S.E., merasa prihatin atas wacana usang terkait kebangkitan PKI yang sedang ramai dibicarakan di jagat media nasional saat ini. Ia menyadari betul bahwa musuh nyata NKRI saat ini adalah kesenjangan ekonomi. Tingginya angka pengangguran dan kriminalitas yang meningkat, serta penetrasi asing di berbagai bidang sebagai akibat liberalisasi ekonomi politik via amandemen UUD 1945 yang memporakporandakan tatanan bernegara.

"Awak selaku aktivis 98 merasa punya beban sejarah karena tak tanggung jawab, sehingga negara makin kacau dan rakyat menderita," kata Ricky Tamba di Jakarta pada Selasa (19/9/2017).

Dijelaskan oleh Ricky Tamba, mana ada lagi komunisme di Indonesia di era liberal yang tak jelas lagi kanan kiri depan belakang atas bawah? Kalaupun masih ada sisa PKI paling muda, itu pun bekas tapol Pemuda Rakyat yang kini umurnya sudah jompo, 70an sakit-sakitan dan keluarga mereka pun trauma tak mau berpolitik lagi.

Selain itu, lanjut Ricky, komunisme itu sudah bangkrut di mana-mana, tinggal Kuba dan Korut yang perlahan mulai buka diri kerja sama dengan asing dan terapkan demokrasi politik. People's Republic of China? Menurutnya itu bukan komunis, tapi sosialisme negara. Gerakan Amerika Latin seperti Venezuela, Bolivia, Brazil dan lain-lain, adalah varian sosial demokrat dengan metode parlementer.

"Saat pernah pertemuan manula-manula mantan CC PKI, CGMI, PR, dan lain-lain awal 2000an dulu, Pak Hutajulu dan Pak Hardoyo Ketum CGMI masih hidup, awak bersuara keras menentang mereka serta siap melawan mereka bila hendak kibarkan panji-panji PKI lagi, karena hanya akan bikin NKRI kacau dan panas. Mereka kaget saat awak sebagai generasi muda yang dianggap 'kiri' berkata begitu. Kalau soal keadilan sosial, awak mendukung mereka diberikan hak kesejahteraan oleh negara untuk hal yang semestinya dan tak boleh ada diskriminasi untuk keluarga mereka yang sudah trauma dan terlunta berpuluh tahun. Ini masalah kemanusiaan yang agama Islam dan semua agama lainnya, pasti mewajibkan untuk mengasihi sesama, khususnya kaum duafa dan mustad'afin," tutupnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Heryanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

X