Jakarta, Klikanggaran.com – Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), sektor industri hasil tembakau atau IHT merupakan penyumbang penerimaan negara terbesar melalui cukai hasil tembakau, PPN, dan PPh. Pada tahun 2020, pendapatan cukai hasil tembakau mencapai Rp170,24 triliun atau berkontribusi 10,4% bagi APBN. Selain itu, Indonesia adalah negara eksportir terbesar ke-6 di dunia untuk produk IHT. Pada tahun 2020, IHT mencatatkan nilai ekspornya sebesar USD864 juta.
Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menjelaskan, industri hasil tembakau merupakan salah satu sektor esensial yang mendapatkan izin untuk tetap beroperasi selama masa pandemi Covid-19 atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kegiatan produktivitas sektor ini dijaga karena memberikan kontribusi yang signfikan bagi perekonomian nasional.
Putu menyampaikan, beberapa waktu lalu Kemenperin melakukan kunjungan ke tiga perusahaan IHT. Kunjungan dimaksudkan untuk melihat langsung penerapan protokol kesehatan yang mereka jalankan.
Baca Juga: Beberapa Perbaikan Terjadi di Pertamina Setelah Transformasi Subholding Upstream
Ketiga perusahaan IHT yang dipantau tersebut yakni PT Djarum di Kudus, Jawa Tengah, PT HM. Sampoerna di Surabaya, dan PT. Bentoel Prima di Malang, Jawa Timur. Putu memberikan apresiasinya kepada ketiga perusahaan tersebut yang telah melaksanakan protokol kesehatan di lingkungan pabriknya secara ketat dan disiplin, termasuk juga telah mengimplementasikan aplikasi PeduliLindungi.
“Ternyata, industri yang tergolong padat karya dan berorientasi ekspor ini memiliki pedoman dan fasilitas yang sangat baik dalam upaya mencegah terjadinya penyebaran Covid-19,” kata Putu di Jakarta, Jumat (3/9/21).
Di PT Djarum, Putu melihat langsung proses produksi di pabrik Sigaret Kretek Mesin (SKM), yang sebagian besar menggunakan teknologi canggih, termasuk robotik. Di lokasi ini, jaga jarak seluruh karyawan yang beraktivitas terpantau aman.
“Guna mengedukasi karyawannya tentang prokes dan Covid-19, PT Djarum membuat semacam komik agar bisa menarik dan mudah dipahami,” ujarnya.
Baca Juga: Hari Pelanggan Nasional, Pertamina Patra Niaga: Kami Akan Terus Tingkatkan Kualitas Layanan
Saat mengunjungi PT HM Sampoerna di Surabaya, Putu juga meninjau langsung berbagai aturan dan fasilitas untuk menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan serta menekan laju penyebaran Covid-19 di lingkungan pabrik. Saat melihat proses produksi di pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT), seluruh pekerjanya yang merupakan ibu-ibu, telah dibagi sesuai kompartemennya. Jarak antar pekerjanya pun diatur sekitar 1,5 meter.
“Pabrik Sampoerna juga menyediakan pasar sayur dan mini market untuk memenuhi kebutuhan keseharian karyawannya, sehingga bisa langsung ke rumah selepas kerja,” kata Putu.
Baca Juga: Peringati Hari Pelanggan Nasional, Pertamina Berikan Kejutan untuk Para Pelanggan Setia
Sementara di PT. Bentoel Prima juga terpantau memiliki pedoman dan fasilitas lengkap untuk mendukung protokol kesehatan. Di pabrik Bentoel, klinik kesehatan berada di depan area pintu masuk karyawan. Apabila ada yang bergejala, dapat langsung diperiksa oleh dokter jaga. Total tenaga kerja di pabrik tersebut sebanyak 1.537 orang, dan 1.400 pekerja (91%) di antaranya telah divaksin.
“Dari hasil tinjauan langsung di tiga pabrik IHT tersebut, kami menilai bahwa inovasi penerapan protokol kesehatan di sektor IHT dapat menjadi benchmark untuk sektor lainnya. Dengan terjaganya kesehatan karyawan, produktivitas tentu akan meningkat. Hal ini bisa mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” paparnya.