peristiwa

Ngamuk! Kang Dedi Mulyadi Sebut Ada Kekuatan Politik di Balik Aksi Spanduk Penolakan Persikas Subang Dijual, Begini Penjelasannya

Jumat, 30 Mei 2025 | 14:57 WIB
Kang Dedi Mulyadi (Tangkap layar)

KLIKANGGARAN -- Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) menyebut ada kekuatan politik di balik protes anak-anak muda yang membentangkan spanduk penolakan Persikas Subang dijual.

Sebelumnya viral di media sosial setelah mengamuk kepada sejumlah masa yang datang dalam acara Nganjang Ka Rakyat yang berlangsung di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, pada Rabu (28/5).

"Siapa kamu? Turunkan spanduknya! Jangan sok jago di situ kamu. Enggak mikir kamu! Ini bukan forum Persikas, ini forum saya dengan rakyat! Mikir kamu punya otak kamu. Ngaku anak muda, ngaku berpendidikan, enggak punya otak," teriak KDM dengan marah.

Baca Juga: Kejuaraan Tenis Meja Bupati Cup I se-Luwu Raya-Toraja Resmi Dibuka

Kang Dedi Mulyadi, dalam unggahannya di Instagram, pada Jumat (30/5), menyesalkan bahwa sebagian peserta protes yang datang menyela dengan membawa spanduk penolakan Persikas Subang dijual adalah anak-anak yang masih duduk di SMP.

"Sehingga mereka terkoordinasi dengan baik, membentangkan spanduk yang direncanakan dengan baik, dan di antara mereka ada yang masih berstatus SMP," ungkap KDM.

"Ini yang saya sesalkan, kenapa saya sesalkan? Karena kekuatan politik di balik ini adalah kekuatan politik yang menggunakan sepak bola sebagai bagian dari kekuatan politik," lanjutnya.

Baca Juga: Inilah Sosok Romahurmuziy alias Rommy Dikritik Ketua DPC PPP untuk Taubat Nasuha, Siapa Sebenarnya?

"Untuk itu, enggak boleh politisi praktis menggunakan sepak bola sebagai kekuatan politik, apalagi mempolitisi anak-anak kecil yang usianya masih remaja," tegasnya.

Lebih lanjut, KDM menduga bahwa sebagian di antara pelaku ada yang minum (mabuk) dulu.

"Selain itu juga, saya menduga, mereka sebagian ada yang minum dulu. Nah ini yang saya sesalkan. Semoga, mereka, para politisi, yang main-main di wilayah ini, hentikanlah cara-cara berpolitik buruk dengan menggunakan anak-anak remaja untuk mengekspresikan kekecewaan dirinya," terangnya.

Baca Juga: Ketika Ciptaan Menggantikan Pencipta: Membaca Pemecatan Insinyur Microsoft Melalui Lensa Peter L. Berger

Kemudian, KDM meminta para politisi tersebut untuk bersikap profesional dengan tidak mencampurkan politik dengan olahraga, apalagi sampai melibatkan anak-anak.

Baca Juga: MK Putuskan SD dan SMP Gratis, Lalu Kapan Giliran Perguruan Tinggi?

Halaman:

Tags

Terkini