KLIKANGGARAN -– Pernah dengar atau justru sudah melihat langsung patung Gandrung di Banyuwangi?
Patung Gandrung ini memiliki tinggi 5 meter, dibangun bersisisan dengan Pantai Watu Dodol Banyuwangi.
Patung Gandrung ini merupakan perwujudan dari sosok penari yang sedang melakukan tarian Gandrung, sebagai salah satu tarian kebanggaan masyarakat Banyuwangi.
Konon, para wisatawan bahkan masyarakat Banyuwangi sendiri pernah mendapati ekspresi patung ini berubah-ubah, lho.
Sejarah Tarian Gandrung
Pada mulanya, Tari Gandrung ditarikan oleh kaum lelaki di Banyuwangi, makanya disebut Tari Gandrung Lanang. Para penari terdiri dari para lelaki yang berdandan seperti wanita.
Awalnya, Tari Gandrung ini merupakan tarian yang dilakukan sebagai bentuk ucapan terima kasih masyarakat Banyuwangi pada Dewi Sri atau Dewi Padi saat musim panen tiba.
Gandrung sendiri berarti jatuh cinta / tergila-gila, yang kurang lebih bisa diartikan sebagai bentuk jatuh cinta warga Banyuwangi pada sosok Dewi Sri atau Dewi padi.
Sebelum menjadi Bayuwangi, wilayah ini bernama Blambangan karena terdapat Kerajaan Blambangan yang berdiri di sana.
Namun dari beberapa sumber menyatakan, Tarian Gandrung Lanang ini sempat hilang di tahun 1890an. Salah satu pemicunya adalah berkembangnya Islam di Blambangan.
Saat ini Tari Gandrung sering dimainkan dalam acara-acara adat yang lain yang diadakan di wilayah Banyuwangi.
Terdapat beberapa perubahan, kini Tari Gandrung dilakukan secara berpasangan antara perempuan yang disebut penari gandrung dan laki-laki disebuat pemaju atau paju. Jadi, penari gandrung akan menarik pemaju untuk ikut menari bersama.