Akibatnya, sebanyak 18 warga mengaku merugi hingga Rp 80 juta karena dipungut oleh Sri Wahyunarti.
Sri Wahyunarti pun telah mengakui perbuatannya tersebut melalui surat pernyataan di atas materai.
“Jadi gini, ketika dokumen janggal tentu kami koordinasi ke asal dari dokumen tadi di Kalurahan. Komunikasi seperti apa. Ternyata di Kalurahan kan yang mengampu Jagabaya sehingga ketika kami konfirmasi ternyata yang bersangkutan kok hari berikutnya kemudian (datang) ke Kapanewon dan mengakui itu (memalsu tandatangan),” ujar Rahmiyanto dikutip dari hariane.com pada Rabu, 13 September 2023.
"Kalau dari kami sendiri sesuai kewenangan kami tidak punya kewenangan untuk memberhentikan dan memberikan sanksi, sehingga kami mendorong agar pak lurah bisa menindaklanjuti apa yang menjadi aspirasi warga," terangnya.
Baca Juga: Dinas Pertanian Luwu Utara Gelar Knowledge Sharing Meeting Program READSI
Sri Wahyunarti pun dituntut warga untuk mengundurkan diri atau dipecat dengan tidak hormat imbas dari perbuatannya yang merugikan warga puluhan juta tersebut.
Silakan bagikan artikel ini dan selalu jaga kesehatan.