KLIKANGGARAN -- Desa Wisata Mulo di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, sedang mengalami penurunan kunjungan wisatawan yang signifikan.
Dr. Ucok Binanga Nasution, seorang peneliti pemula dan dosen di Institut Stiami Jakarta, menjadi salah satu anggota dalam penelitian yang diketuai oleh Deni Malik dan anggota lain M. Sholeh yang dibiaya oleh hibah Kemendikti ini, yang menggabungkan penelitian mendalam dengan pendekatan terbaik untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Latar Belakang penelitian di Desa Wisata Mulo terkenal dengan kekayaan budayanya yang unik dan keindahan alamnya yang memikat. Namun, jumlah pengunjung mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Berkurangnya aktivitas pariwisata di daerah ini telah disebabkan oleh sejumlah alasan, termasuk kurangnya infrastruktur, kurangnya promosi yang efektif, dan dampak pandemi COVID-19.
Dr. Ucok Binanga Nasution berkata, "Revitalisasi ini bukan sekadar mengembalikan desa ini ke masa jayanya, tetapi lebih kepada menciptakan model pariwisata berkelanjutan yang dapat menjadi contoh bagi desa wisata lainnya di Indonesia."
Langkah-langkah Strategis dari hasil penelitian sementara menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat lokal, pelestarian lingkungan, dan pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang ramah lingkungan sangat penting untuk proses pengenbangam dan beberapa langkah strategis dilakukan:
1. Penguatan Kapasitas Masyarakat Lokal: Untuk memberi masyarakat setempat kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam manajemen dan pemasaran destinasi wisata ini, telah dibuat program pelatihan dan pemberdayaan dalam bidang pelayanan wisata, pengelolaan homestay, dan pemasaran digital.
2. Pengembangan Infrastruktur Berkelanjutan: Renovasi infrastruktur dilakukan dengan mempertimbangkan keberlanjutan. Ini termasuk membangun fasilitas sanitasi ramah lingkungan, sistem pengelolaan sampah yang efektif, dan ketersediaan energi terbarukan di daerah wisata.
3. Pemasaran Digital dan Branding: Untuk meningkatkan visibilitas dan menarik pengunjung domestik dan internasional, strategi pemasaran yang luas seperti penggunaan media sosial, pembuatan situs web resmi, dan kolaborasi dengan platform pariwisata global diperlukan. Ini karena pemasaran digital sangat penting di era modern.
4. Pelestarian Budaya dan Lingkungan: Proyek ini memprioritaskan pelestarian budaya lokal dan lingkungan alam. Untuk mempromosikan kekayaan budaya Mulo, festival budaya dan acara komunitas rutin diadakan.
Di sisi lain, program konservasi lingkungan dilakukan untuk menjaga keindahan alam desa, yang merupakan daya tarik utamanya. Hope for the Future Desa Wisata Mulo diharapkan dapat berkembang menjadi destinasi wisata unggulan yang dapat bersaing baik di dalam negeri maupun di luar negeri berkat berbagai langkah strategis yang telah diambil.
Dr. Ucok Binanga Nasution mengatakan, "Kami berharap penelitian kami tentang perlunya revitalisasi ini tidak hanya meningkatkan jumlah kunjungan wisata, tetapi juga membawa dampak positif yang berkelanjutan bagi ekonomi lokal dan lingkungan."
Revitalisasi ini diharapkan selesai dalam tahun tahun yang akan datang. Pada akhir tahun 2025 sd 2026 dipemerintahan yang baru, kunjungan diharapkan meningkat sebesar lima puluh persen. Untuk meningkatkan masa depan pariwisata, masyarakat lokal, wisatawan, dan semua pihak yang terlibat dalam industri pariwisata diminta untuk bekerja sama untuk mendukung upaya ini.***
Artikel Terkait
Pemenang Sayembara Desain Batik Tangerang Selatan Hadiri Upacara HUT ke-79 RI
Bupati Indah Mengaku Cemburu dengan Penyuluh Pertanian
Si Gesit Laju untuk Pengembangan Sawit Berkelanjutan di Luwu Utara
Guru Penggerak TK Al Hidayah Masamba Terima Penghargaan dari Pemda Luwu Utara
Ungkap Kasus Dengan SCI, Satreskrim Polres Nagan Raya Terima Penghargaan dari Kapolda Aceh Terbaik 1
Wabup Suaib Mansur Ingatkan Pentingnya Pengentasan Kemiskinan By Design
Usung Tema 'Desa Sumber Bakti Belum Mendapatkan Keadilan dari Pemerintah' Saat Upacara HUT RI Yang Ke-79 Tahun, Yuk Simak