Puanhayati Threads of Faith and Ahmadiyah’s Dilemma: Film Dokumenter Karya Kreasi Prasasti Perdamaian

photo author
- Sabtu, 2 Maret 2024 | 20:32 WIB
Puanhayati Threads of Faith and Ahmadiyah’s Dilemma: Film Dokumenter Karya Kreasi Prasasti Perdamaian (dok)
Puanhayati Threads of Faith and Ahmadiyah’s Dilemma: Film Dokumenter Karya Kreasi Prasasti Perdamaian (dok)


KLIKANGGARAN -- Kreasi Prestasi Perdamaian baru saja merilis film dokumenter berdujul Puanhayati Threads of Faith and Ahmadiyah’s Dilemma.

Film yang disutradarai Noor Huda Ismail ini berhasil menarik perhatian masyarakat. Banyak yang mengaku baru pertama kali mendengar kepercayaan Puan Hayati dan Ahmadiyah, ada juga yang mengetahui.

Film Puanhayati Threads of Faith menampilkan tokoh Dwi Utami dan Nata Hening penganut kepercayaan Puan Hayati di Jawa Tengah.

Dwi Utami adalah seorang pemimpin yang dihormati. Ia menggunakan restoran keluarganya untuk membangun ikatan komunitas Puan Hayati.

Sementara Nata Hening mengejar pendidikan agama formal untuk menentang kesalahpahaman masyarakat tentang kepercayaan Puan Hayati.

Melalui narasi mereka, film ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh agama-agama lokal di Indonesia, menyoroti ketangguhan dan pencarian pemahaman.

Sedangkan pada film Ahmadiyah’s Dilemma menampilkan sosok Malik Rosss. Film ini mengulik kehidupan seorang Rapper yang mengalami trauma dalam komunitas Ahmadiyah.

Malik Ross menceritakan bagaimana sulitnya ia bergulat dengan sejarah kepedihan keluarganya dan keyakinannya sendiri.

Bahkan film ini mengingatkan kita pada kejadian tahun 2006 di Dusun Ketapang Orong, Desa Gegerung, Lingsar, Lombok Barat, Nusatenggara Barat.

Berdurasi 15 menit untuk film Puanhayati Threads of Faith dan 20 menit untuk film Ahmadiyah’s Dilemma. Perasaan peenonton dibuat campur aduk, kebingungan. Apakah mereka harus menerima kepercayaan-kepercayaan itu, ataukah tetap menganggapnya sebagai aliran sesat.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X