KLIKANGGARAN-- Saat jet Israel menghujani bom di seluruh Gaza pada hari Sabtu, keluarga tetap berusaha untuk merayakan akhir Ramadhan.
Di kamp pengungsi al-Shati pagi itu, jet Israel menghantam sebuah bangunan tempat tinggal, menewaskan 10 anggota keluarga Palestina yang sama, termasuk delapan orang anak-anak.
"Mereka mengenakan pakaian Idul Fitri dan pergi untuk merayakannya dengan paman mereka, seperti yang dilakukan oleh anak-anak yang tidak bersalah. Mereka merayakan Idul Fitri. Mereka [pasukan Israel] mengincar rumah tanpa peringatan sebelumnya," kata Muhammed al-Hadidi, kakak tiri dari pemilik rumah.
Puluhan Ribu Orang Turun ke Jalan di London, Berikan Dukungan kepada Palestina
Bangunan tiga lantai milik keluarga Abu Hatab menjadi sasaran F16 Israel tanpa peringatan sebelumnya saat penghuninya sedang tidur saat fajar, kata saksi mata.
Hadidi kehilangan istri dan tiga dari lima anaknya dalam serangan itu, sementara bayinya yang berusia lima bulan berhasil diselamatkan. Anak kelimanya masih hilang di bawah reruntuhan.
"Saya terkejut ketika menerima berita itu. Saya lumpuh dan ngeri dan jatuh ke tanah sambil menangis," kata Hadidi kepada Middle East Eye di rumah sakit al-Shifa di Gaza.
"Istri dan anak-anak saya berada di rumah saudara laki-lakinya ketika serangan udara Israel benar-benar merobohkan gedung itu."
Serangan udara itu menewaskan istri dan tiga anak Hadidi – Osama (6), Abdulrahman (8), dan Suhaib (14). Sepupu anak-anak dari keluarga Abu Hatab juga tewas dalam serangan itu, termasuk Yamen (5), Bilal (10), Yusuf (11), dan Mariam (15), juga seorang perempuan bernama Yasmeen Hassan (31).
Pembatasan Kuota Studi di Al-Azhar Mesir Jadi Ladang Mendulang Duit Haram bagi Oknum Kemenag
'momen aneh'
Saksi mata melaporkan bahwa tubuh para korban tercabik-cabik di bawah puing-puing sebelum dipindahkan ke rumah sakit.
Saat memastikan identitas almarhum anaknya di rumah sakit, Hadidi mendapat kabar bahwa bayinya, Omar, masih hidup.
Dia berlutut di tanah sambil menangis.