peristiwa-internasional

Pengepungan Capitol: Jika perusuh berkulit hitam, 'ratusan' akan terbunuh

Jumat, 8 Januari 2021 | 22:32 WIB
capitol

“Mereka memperlakukan kami seperti musuh,” kata Conejo. “Di mana amarah dan amarah itu kemarin? Mengapa orang-orang ini diperlakukan seperti teman?”


Khawatir tentang pengulangan


Departemen Kepolisian DC mengatakan pada hari Kamis telah menangkap 68 orang sehubungan dengan kerusuhan Capitol. Sebagai perbandingan, hampir 300 orang ditangkap di sana pada malam polisi membersihkan pengunjuk rasa Black Lives Matter dari dekat Gedung Putih.


Kepala Polisi Capitol Steven Sund memuji para perwiranya, dengan mengatakan mereka "menanggapi dengan gagah berani" ketika demonstran menyerang mereka dengan "pipa logam, melepaskan bahan kimia yang mengiritasi dan mengambil senjata lain" serta menghadapi dua bom pipa.


Sund kemudian mengatakan dia akan mengundurkan diri efektif 16 Januari, menurut surat yang dikutip oleh outlet berita.


Penduduk setempat mengatakan mereka khawatir tanggapan polisi sangat tidak terdengar sehingga mungkin akan terulang kembali.


Charles Allen, seorang anggota dewan DC yang mewakili daerah tersebut, mengatakan dia dan tetangganya terbiasa dengan demonstrasi Amandemen Pertama dan pertemuan besar.


‘Benar-benar tidak dapat dipercaya’: Iran melarang impor vaksin virus corona dari AS dan Inggris


“Bukan itu yang terjadi. Ini adalah pemberontakan. Ini adalah teroris domestik yang datang ke kota kami dan mencoba untuk mengambil alih Capitol,” kata Allen, menambahkan bahwa itu traumatis bagi lingkungan sekitar.


“Saya pikir orang-orang akan merasa lebih berani karena mereka bisa melakukan ini dan saya pikir di atas itu, mereka merasa berani karena mereka pergi dengan oleh-oleh,” katanya.


Di antara massa yang menyerbu Capitol adalah orang-orang yang mengibarkan bendera Konfederasi dan mengenakan pakaian yang membawa lencana dan slogan yang mendukung kepercayaan supremasi kulit putih.


"Rasanya seperti pelecehan melihat tidak hanya hak istimewa kulit putih tetapi supremasi kulit putih beraksi," kata Makia Green, penyelenggara Black Lives Matter di Washington, DC. "Untuk melihat bias dari pemerintah, dari polisi."


KIPP DC Public Schools, sekelompok sekolah charter lokal, membatalkan kelas pada hari Kamis, dengan alasan perasaan sebagian besar siswa kulit hitam setelah kerusuhan.


"Kami muak ketika kami memikirkan tentang kontras antara bagaimana negara kami menanggapi tindakan terorisme domestik vs protes damai musim panas lalu," katanya dalam sebuah pernyataan.


Senjata SS-2 Hasil Produksi PT Pindad Mampu Gemparkan Dunia

Halaman:

Tags

Terkini