peristiwa-internasional

India Setujui Vaksin “Made in India” meskipun Kurang Data Kemanjuran Vaksin Itu

Senin, 4 Januari 2021 | 08:50 WIB
images_berita_Jul_16_vaksin-ilustrasi


(KLIKANGGARAN)--India pada hari Minggu memberikan persetujuan darurat kepada Covaxin Bharat Biotech, tetapi keputusan tersebut dipertanyakan sebab tanpa mempublikasikan data kemanjuran untuk vaksin virus corona yang dibuat sendiri di dalam negeri, demikian Al Jazeera melaporkan.


Baca juga: RI Impor Tempe, eh Kedelai, dari AS 1,14 Juta Ton


Berita tersebut, yang diumumkan oleh Drugs Controller General of India (DCGI) yang tidak menjawab pertanyaan tentang tingkat kemajuran, dipuji oleh Perdana Menteri Narendra Modi dan para menterinya sebagai keberhasilan dalam mendorong kemandirian India.


Pemerintah India juga menyetujui penggunaan vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford yang akan menjadi vaksin utama dalam program imunisasi India sampai suntikan lain disetujui.


Covaxin dikembangkan bersama oleh lembaga pemerintah dan berarti India bergabung dengan daftar kecil negara yang telah menyetujui suntikan virus korona buatan negaranya sendiri.


Bharat telah bermitra dengan pengembang obat Ocugen Inc untuk bersama-sama mengembangkannya untuk pasar AS, dan Brasil telah menandatangani letter of intent yang tidak mengikat untuk membeli suntikan tersebut.


Perusahaan itu mengatakan sedang berdiskusi dengan lebih dari 10 negara tentang Covaxin.


"Sementara vaksin ini mengatasi kebutuhan medis yang tidak terpenuhi selama pandemi ini, tujuan kami adalah memberikan akses global ke populasi yang paling membutuhkannya," kata Ketua Bioteknologi Bharat Krishna Ella dalam sebuah pernyataan.


Baca juga: Materai 10.000 Dicetak! Januari 2021 Siap Diedarkan


"Covaxin telah menghasilkan data keamanan yang sangat baik dengan tanggapan kekebalan yang kuat terhadap beberapa protein virus yang bertahan."


Baik perusahaan maupun Organisasi Pengendalian Standar Obat Pusat India tidak mengungkapkan hasil kemanjurannya.


Sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada kantor berita Reuters keefektifannya bisa lebih dari 60 persen dengan dua dosis.


China juga tidak mempublikasikan data rinci kemanjuran untuk vaksin yang disahkannya pada hari Kamis, tetapi pengembangnya telah membagikan data sementara.


“Atas dasar apa persetujuan ini diberikan ketika Bharat Biotech BELUM menunjukkan cukup data yang membuktikan keamanan & kemanjuran?” tanya aktivis transparansi Saket Gokhale di Twitter.

Halaman:

Tags

Terkini