peristiwa-internasional

Iran: 'Senapan Mesin Pintar yang Dikendalikan Satelit' Membunuh Sang Ilmuwan

Selasa, 8 Desember 2020 | 09:52 WIB
fisikawan iran


(KLIKANGGARAN)--Pembunuhan ilmuwan nuklir top Iran bulan lalu dilakukan dari jarak jauh dengan kecerdasan buatan dan senapan mesin yang dilengkapi dengan "sistem pintar yang dikendalikan satelit", kata seorang komandan senior.


Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh, yang dipandang oleh dinas intelijen Barat sebagai dalang program rahasia Iran untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir. Teheran telah lama membantah ambisi semacam itu.


"Tidak ada teroris yang hadir di sana ... Syahid Fakhrizadeh sedang mengemudi ketika sebuah senjata yang menggunakan kamera canggih memperbesarnya," Tasnim, sebuah kantor berita semi-resmi, mengutip Ali Fadavi, wakil komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), seperti mengatakan pada sebuah upacara pada hari Minggu.


"Senapan mesin ditempatkan pada truk pick-up dan dikendalikan oleh satelit."


Israel tidak membenarkan atau menyangkal keterlibatan dalam pembunuhan itu, dan salah satu pejabatnya menyarankan laporan Tasnim tentang metode yang digunakan adalah langkah menyelamatkan muka oleh Iran.


Namun, di masa lalu, Israel telah mengakui melakukan operasi pengumpulan-intelijen rahasia melawan program nuklir musuh bebuyutannya, Iran.


Republik Islam telah memberikan rincian yang kontradiktif tentang kematian Fakhrizadeh dalam penyergapan siang hari 27 November di mobilnya di jalan raya dekat Teheran.


Berbicara dari Teheran, Dorsa Jabbari dari Al Jazeera mengatakan: "Rangkaian peristiwa yang dilaporkan oleh komandan Fadavi menggambarkan bahwa tidak ada orang fisik yang sebenarnya yang melakukan komponen apa pun dari serangan ini."


“Detail yang kami dengar adalah ada baku tembak dan kemudian ledakan besar, yang semuanya dilakukan dengan remote control,” kata Jabbari.


Para analis mengatakan pembunuhan Fakhrizadeh mengungkap celah keamanan yang menunjukkan Republik Islam rentan terhadap serangan lebih lanjut.


"Sekitar 13 tembakan ditembakkan ke martir Fakhrizadeh dengan senapan mesin yang dikendalikan oleh satelit ... Selama operasi, kecerdasan buatan dan pengenalan wajah digunakan," kata Fadavi. “Istrinya, yang duduk 25 sentimeter [10 inci] darinya di dalam mobil yang sama, tidak terluka.”


Kesenjangan keamanan


Fadavi berbicara setelah pihak berwenang Iran mengatakan mereka telah menemukan "petunjuk tentang para pembunuh", meskipun mereka belum mengumumkan penangkapan apapun. Tak lama setelah Fakhrizadeh terbunuh, beberapa saksi mengatakan kepada televisi pemerintah, sebuah truk meledak sebelum sekelompok pria bersenjata melepaskan tembakan ke mobilnya.


BACA JUGA: 

Halaman:

Tags

Terkini