peristiwa-internasional

Pejabat Iran: Israel dan Mossad Dibalik Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran

Selasa, 1 Desember 2020 | 06:38 WIB
fisikawan iran


(KLIKANGGARAN)-- seorang pejabat keamanan senior Iran menuduh Israel membunuh lmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, dengan menggunakan teknologi yang dikendalikan dari jarak jauh, pada hari Senin (30-11-2020).


"Sayangnya, operasi itu sangat rumit dan dilakukan dengan menggunakan peralatan elektronik dan tidak ada [pelaku] yang berada di lokasi," kata Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, kepada wartawan selama upacara pemakaman Fakhrizadeh.


ARTIKEL TERKAIT



Shamkhani mengatakan tidak ada keraguan bahwa yang berada di balik serangan itu adalah Israel dan badan intelijen nasionalnya, Mossad.


Israel ingin membunuh Fakhrizadeh selama 20 tahun, kata pejabat itu, menambahkan "kali ini, musuh menggunakan metode yang sepenuhnya profesional, canggih dan baru" yang akhirnya berhasil.


Dia juga menuduh Mujahidin-e Khalq (MEK) - organisasi "perubahan rezim" yang berbasis di luar negeri - memiliki peran dalam serangan itu tanpa menjelaskan lebih lanjut.


Iran menganggap MEK sebagai organisasi teroris dan menuduh beberapa negara Eropa menyembunyikan anggotanya.


Fakhrizadeh, seorang ilmuwan nuklir dan militer terkemuka, tewas pada hari Jumat setelah ledakan dan tembakan otomatis di dekat Teheran di siang bolong.


Pernyataan Shamkhani pada hari Senin secara drastis mengubah akun awal pembunuhan Fakhrizadeh.


Pada awalnya, laporan mengatakan truk pick-up yang diparkir di pinggir jalan meledak dan kemudian beberapa pria bersenjata melepaskan tembakan ke kendaraan yang membawa Fakhrizadeh, melukai dia dan melukai seorang pengawal.


Namun komentar Syamkhani tersebut lebih sejalan dengan beberapa pemberitaan media Iran di masa lalu.


'Ingat nama itu'


Pada hari Minggu, situs berita semi-resmi Fars mengatakan senapan mesin yang dioperasikan dari jarak jauh dipasang di truk pick-up yang kemudian meledak.


Beberapa peluru ditembakkan pada awalnya, katanya, mendorong Fakhrizadeh untuk keluar dari kendaraan antipeluru karena mengira ada yang salah dengan mobilnya. Dia kemudian dipukul dengan beberapa putaran, kata laporan itu.

Halaman:

Tags

Terkini