(KLIKANGGARAN)--Dua rudal "pembunuh kapal induk" yang diluncurkan China pada Agustus menempuh perjalanan ribuan kilometer dan mencapai target yang ditentukan, sebuah kapal yang bergerak, dekat Kepulauan Paracel di Laut China Selatan, menurut seorang pakar militer China.
Ini adalah pertama kalinya pihak China mengungkapkan rincian peluncuran rudal tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh South China Morning Post pada bulan Agustus. Kabar tersebut kemudian dikonfirmasi oleh militer AS.
Pengelolaan PAD Pemkab Gresik: Capaian dan Masalah
Setelah peluncuran, dilaporkan bahwa rudal jatuh ke Laut China Selatan, tetapi Wang Xiangsui, mantan kolonel senior yang sekarang bekerja sebagai profesor di Universitas Beihang di Beijing, mengatakan bahwa mereka menabrak kapal, target yang mereka tuju.
Salah satu rudal, DF-26B, diluncurkan dari provinsi barat laut Qinghai, sementara yang lainnya, DF-21D, lepas landas dari provinsi Zhejiang di timur China.
Peluncuran tersebut dilakukan sehari setelah Beijing mengatakan sebuah pesawat mata-mata U-2 AS memasuki zona larangan terbang tanpa izin selama latihan angkatan laut China di Laut Bohai di lepas pantai utara. Angkatan Laut AS sebelumnya mengirim dua kelompok serang kapal induk ke Laut Cina Selatan.
"Jadi beberapa hari kemudian [setelah manuver kapal induk], kami meluncurkan DF-21 dan DF-26, dan rudal menghantam kapal yang berlayar di selatan Kepulauan Paracel," kata Wang pada pertemuan tertutup di Zhejiang bulan lalu. Rincian pidatonya diterbitkan untuk pertama kalinya pada hari Rabu.
Bank Pasar Kabupaten Temanggung Belum Melakukan Survei Kepuasan Pelanggan
“Tak lama setelah itu, seorang atase militer Amerika di Jenewa mengeluh [kepada kami] dan mengatakan itu akan menyebabkan konsekuensi yang parah jika misil menghantam kapal induk Amerika. Mereka melihat ini sebagai unjuk kekuatan. Tapi kami melakukan ini karena provokasi mereka,” kata Wang.
Pernyataannya dibuat selama empat hari forum Moganshan untuk membahas masalah domestik dan internasional serta rencana lima tahun baru China. Acara yang diselenggarakan oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional tersebut dihadiri oleh 80 ekonom, mantan pejabat pemerintah dan pengusaha.
"Ini adalah peringatan bagi AS, memintanya untuk tidak mengambil risiko militer," kata Wang. Tindakan seperti itu menandai inti dari konfrontasi Tiongkok-AS.”
Peluncuran rudal itu terjadi pada saat ketegangan tinggi antara Beijing dan Washington atas Laut China Selatan yang disengketakan.
Angkatan Laut AS mengatakan pada 4 Juli pihaknya telah mengerahkan dua kelompok kapal induk, yang dipimpin oleh USS Nimitz dan USS Ronald Reagan, untuk melakukan latihan pertahanan udara taktis di perairan yang disengketakan "untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka".
Amnesty Melaporkan Pembantaian dalam Konflik Ethiopia dengan Tigray