peristiwa-internasional

Presiden Palestina, Abbas: 'Tidak ada yang berwenang untuk berbicara atas nama kami'

Jumat, 4 September 2020 | 08:51 WIB
abbas


(KLIKANGGARAN)--Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyerukan dialog nasional yang komprehensif, dan mengatakan gerakan Fatah dan Hamas harus memulai dialog untuk mendukung cara-cara mengakhiri perpecahan sesuai dengan prinsip "satu orang dan satu sistem politik".


Selama konferensi video pada hari Kamis dengan ketua kelompok Palestina di Ramallah dan Beirut, Abbas mengatakan: "Mulai sekarang, tidak ada yang berwenang untuk berbicara atas nama kami. Kami hanya berbicara untuk tujuan kami".


Pertemuan intra-Palestina diadakan untuk membahas cara-cara mencegah rencana aneksasi Israel di Tepi Barat yang diduduki. Itu juga terjadi pada saat UEA telah mengumumkan perjanjian standardisasi dengan Israel.


Abbas menekankan bahwa Otoritas Palestina menolak peran AS sebagai satu-satunya mediator dalam setiap negosiasi dengan Israel. Dia juga menyerukan konferensi perdamaian internasional di bawah pengawasan PBB berdasarkan inisiatif perdamaian Arab.


Dalam pidatonya, Kepala Politik Hamas Ismail Haniya mengatakan, rencana Timur Tengah AS bertujuan untuk menciptakan koalisi regional yang memungkinkan Israel melakukan penetrasi ke negara-negara Arab dengan cara normalisasi.


"Kami sedang melalui periode yang mengandung risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ancaman strategis terhadap perjuangan Palestina kami dan kawasan," kata Haniya.


Dia juga menyerukan pembentukan program politik yang mengakhiri perjanjian Kesepakatan Oslo dan untuk mendapatkan kembali persatuan Palestina.


Pada 13 Agustus, UEA dan Israel mengumumkan perjanjian yang ditengahi AS untuk menormalkan hubungan mereka, termasuk membuka kedutaan di wilayah masing-masing.


Otoritas Palestina dan faksi-faksi perlawanan mengecam kesepakatan UEA-Israel, dengan mengatakan itu tidak melayani kepentingan Palestina dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.


Sumber: Al-Jazeera


Tags

Terkini