peristiwa-internasional

Kejaksaan Mesir Berusaha Menangkap Sembilan Orang dalam Kasus Dugaan Pemerkosaan di Hotel Mewah

Kamis, 27 Agustus 2020 | 05:13 WIB
IMG_20200827_050702


Kejaksaan Mesir sedang mengupayakan penangkapan sembilan tersangka yang dituduh memperkosa seorang wanita, termasuk tujuh orang yang melarikan diri dari negara itu.


Pemerkosaan itu diduga terjadi enam tahun lalu di sebuah hotel mewah di ibu kota, Kairo, tetapi tuduhan itu muncul secara online hanya pada bulan Juli.


"Penuntut umum sedang mengambil langkah hukum untuk menangkap para buronan yang dituduh melakukan penyerangan terhadap seorang wanita muda di Hotel Fairmont Nile City pada tahun 2014," kata sebuah pernyataan.


Polisi memberitahu jaksa penuntut bahwa "tujuh dari terdakwa yang menghadapi surat perintah penangkapan telah terbang ke luar negeri", tambahnya.


Penuntut mengatakan pihaknya juga mencoba untuk melacak dua tersangka lain dalam kasus tersebut, salah satunya diduga telah "dituduh dalam kasus [pemerkosaan] serupa".


Itu tidak mengidentifikasi para tersangka. Sebuah pernyataan pada hari Senin mengatakan para tersangka ada dalam daftar pantauan bandara.


Penuntut juga memperingatkan agar tidak membagikan "bukti" yang dapat membahayakan penyelidikan, media lokal melaporkan.


Kurangnya tindakan atas insiden 2014, yang dilaporkan melibatkan enam pria dari keluarga kuat, menyebabkan keributan online setelah diungkapkan pada Juli oleh Assault Police, sebuah akun Instagram dengan lebih dari 180.000 pengikut yang bertujuan untuk mengungkap pelaku penyerang seks dan mendorong keadilan bagi korban pemerkosaan dan serangan seksual.


Pada awal Agustus, penuntut meluncurkan penyelidikan setelah menerima surat dari asosiasi perempuan nasional, yang mencakup pengaduan dari seorang wanita muda yang mengklaim telah diperkosa beramai-ramai di Fairmont pada tahun 2014.


Hotel itu mengatakan telah melakukan penyelidikan internal tetapi menemukan "bahwa tidak pernah ada laporan tentang insiden itu yang diajukan ke hotel, atau ke polisi pariwisata hotel", menurut kantor berita AFP.


Wanita Mesir sering menghadapi ancaman pembalasan karena mengungkap pelanggaran seksual. Menurut halaman Assault Police, korban telah diancam oleh berbagai pengguna media sosial dan diberi tahu bahwa "identitasnya akan dirilis untuk dipermalukan oleh publik".


Tuduhan terbaru datang di tengah kebangkitan gerakan #Metoo yang berupaya meminta pertanggungjawaban predator seksual di negara yang sangat konservatif itu atas tindakan mereka.


Sebuah studi tahun 2013 oleh UN Women menemukan bahwa 99 persen wanita di Mesir pernah mengalami pelecehan seksual, baik secara verbal maupun fisik.


Sumber: Al Jazeera

Halaman:

Tags

Terkini