Jakarta, KlikAnggaran.com — Skandal korupsi yang menjerat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membuat Ribuan warga Israel menggelar demonstrasi di sejumlah jalan di Ibu Kota Tel Aviv dan Yerusalem dan mendesak mendesak agar ia mundur dari jabatannya, pada Sabtu (1/8) malam.
Netanyahu terjerat skandal korupsi dalam tiga kasus berbeda. Ia dituduh melakukan serangkaian korupsi itu demi melanggengkan kepemimpinannya sebagai PM.
Kasus korupsi mulai terungkap dan diselidiki sejak 2018 lalu. Namun, persidangan baru diselenggarakan pada 24 Mei lalu di Pengadilan Yerusalem.
Selain kasus korupsi, Netanyahu juga didesak turun karena dinilai gagal menangani pandemi virus corona (covid-19) yang melonjak di Israel.
Demonstrasi utama berlangsung di depan kediaman dinas Netanyahu di Yerusalem. Para pedemo membawa slogan dan poster bertuliskan "Netanyahu Gagal" dan "Netanyahu Mundur".
Sementara itu, di Tel Aviv, ratusan pengunjuk rasa memprotes Netanyahu akibat tingkat pengangguran yang tinggi. Mereka menyatakan kekecewaan terhadap pemerintahan Netanyahu yang dianggap gagal membantu para warga yang terdampak PHK akibat pandemi corona.
Dilansir AFP, Minggu (2/8), para pedemo terlihat mengenakan masker dan menjaga jarak selama unjuk rasa berlangsung.
Terkait kasus korupsi, Netanyahu dituduh telah berusaha secara ilegal memberi bantuan dengan imbalan liputan media yang positif untuk dirinya sendiri di surat kabar terlaris Israel, Yediot Aharonot.
Ia juga dituduh menerima cerutu, sampanye, dan perhiasan senilai 700 ribu shekel atau senilai hampir Rp3 miliar dari sejumlah orang sebagai imbalan atas bantuan.
Dari sekian tuduhan yang dialamatkan ke Netanyahu, yang dinilai paling serius adalah dugaan terkait tawaran ke konglomerat media, Shaul Elovitch, mengenai bantuan untuk mengubah peraturan.
Perubahan ini bernilai jutaan dolar pada raksasa telekomunikasi Bezeq sebagai imbalan atas laporan yang menguntungkan di situs berita Walla!.
Menurut Amir Fuchs, peneliti di Israel Democracy Institute, tuduhan ini menjadi yang paling kompleks. Ini berbeda dengan kasus suap di mana uang berpindah tangan.
Netanyahu, lanjut dia, hanya mendapat liputan media. Sedangkan pada kasus Bezeq, Netanyahu dituduh melakukan jauh lebih banyak dari hanya mencari artikel manis.
Sementara itu, Israel juga terus dihantui oleh lonjakan kasus corona baru setelah sempat dipuji karena dinilai berhasil menangani gelombang pertama covid-19.