peristiwa-internasional

Militer Cina Menjadi yang Pertama di Dunia yang Menggunakan Vaksin Coronavirus Eksperimental

Selasa, 30 Juni 2020 | 13:27 WIB
uji vaksin


(KLIKANGGARAN)--Cina telah menyetujui vaksin eksperimental coronavirus yang dikembangkan oleh People's Liberation Army dan perusahaan farmasi Cina, digunakan pada militer sehingga menjadi  penggunaaan yang pertama untuk angkatan bersenjata di dunia, demikian dilaporkan SCMP.


Vaksin, yang diidentifikasi sebagai Ad5-nCoV, dikembangkan bersama oleh tim di Akademi Ilmu Kedokteran Militer, dipimpin oleh Mayor Jenderal Chen Wei, dan perusahaan CanSino Biologics yang berbasis di Tianjin.


Baca juga: Cristie’s Melelang Benda Warisan Budaya Nigeria Yang ‘Dicuri’


CanSino mengatakan pada hari Senin bahwa kandidat vaksin telah melalui dua fase uji klinis, yang menunjukkan itu aman dan ada respon imun "relatif tinggi" terhadap antigen.


Kandidat vaksin itu belum memulai uji coba fase tiga, yang akan mengkonfirmasi apakah vaksin tersebut dapat melindungi penerima dari infeksi.


Militer Cina telah menyetujui penggunaannya selama setahun tetapi belum diizinkan untuk tujuan sipil.


Dengan ditambahkan Ad5-nCoV ke dalam katalog obat-obatan khusus Tentara Pembebasan Rakyat berarti dapat digunakan dalam wabah besar.


Kandidat vaksin tersebut didasarkan pada vaksin Ebola yang dikembangkan oleh Chen tetapi tidak masuk ke produksi massal.


Para ilmuwan berlomba untuk menemukan jawaban terhadap virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 10 juta orang dan membunuh lebih dari 500.000.


Kasus-kasus baru terus melonjak di Amerika Serikat dan India, dan AS mengkonfirmasikan lebih dari 40.000 kasus baru untuk tiga hari berturut-turut pada hari Senin.


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, uji klinis sedang dilakukan untuk 17 kandidat vaksin, tujuh di antaranya telah dikembangkan di Cina.


Baca juga: TikTok Dilarang di India setelah Bentrokan Cina-India di Perbatasan Himalaya


Salah satu kandidat yang dikembangkan oleh Oxford University dan AstraZeneca adalah dalam studi fase tiga.


Fase satu dan dua studi biasanya menguji apakah kandidat vaksin aman dan apakah itu dapat menghasilkan respons imun dari penerima, tetapi vaksin harus menyelesaikan ketiga rangkaian uji coba untuk dilisensikan.

Halaman:

Tags

Terkini