(KLIKANGGARAN)--Pemerintah India telah melarang TikTok, aplikasi media sosial yang sedang populer di dunia, sebagai bagian dari tindakan anti-Cina setelah konfrontasi dengan kekerasan antara pasukan India dan Cina di perbatasan Himalaya.
TikTok adalah salah satu dari lebih 50 aplikasi buatan Cina yang telah dilarang oleh Kementerian Informasi karena kekhawatiran India bahwa aplikasi-aplikasi tersebut “menimbulkan ancaman terhadap kedaulatan dan keamanan” India.
Baca juga: BNI Syariah Mulai Pasarkan KPR Subsidi FLPP Sejahtera Syariah
Sementara pemberitahuan pemerintah yang mengeluarkan larangan itu tidak secara eksplisit menyebutkan nama aplikasi Cina tersebut, hanya menyebutkan aplikasi buatan Cina yang telah dimasukkan daftar hitam. Pelarangan tersebut terjadi setelah 20 tentara India terbunuh dalam konfrontasi dengan pasukan Cina di sepanjang perbatasan Himalaya yang disengketakan mereka, demikian dilaporkan the Guardian.
India menuduh Cina melanggar kedaulatan nasional dengan memindahkan ribuan tentara dan artileri, serta membangun infrastruktur, ke wilayah yang disengketakan di Ladakh. Bentrokan dua minggu lalu adalah konflik terburuk antara India dan Cina dalam 60 tahun, dan meskipun kedua belah pihak sepakat meningkatkan perjanjian mereka, rekaman satelit baru-baru ini tampaknya menunjukkan Cina memperkuat kehadiran mereka di sepanjang perbatasan yang tidak ditetapkan dengan baik.
Baca juga: KKN Edukasi Covid-19, Inovasi Pengabdian Secara Virtual ala UNJ
Keputusan untuk melarang TikTok, sebuah aplikasi tempat orang mengunggah video pendek, kemungkinan menyebabkan TikTok banyak kehilangan pengguna di India, di mana TikTok memiliki lebih dari 200 juta pengguna dan merupakan aplikasi yang paling banyak diunduh di negara ini. TikTok telah menjadi bagian sentral dari budaya populer di India, dengan beberapa selebriti TikTok membanggakan puluhan juta pengikut.
Pemerintah India mengatakan keputusan untuk melarang aplikasi Cina adalah untuk melindungi data dan privasi 1,3 miliar warganya dan menghentikan teknologi yang "mencuri dan secara diam-diam mentransmisikan data pengguna dengan cara yang tidak sah ke server di luar India".
Sejak penumpukan pasukan Tiongkok dan bentrokan keras di perbatasan, ada seruan yang meningkat untuk memboikot barang dan investasi Tiongkok.
Baca juga: Prabowo Lakukan Kunjungan Ke Rusia dan Bertemu Wamenhan, Benarkah RI Jadi Beli Sukhoi?
Pemerintah telah mengumumkan rencana untuk memberlakukan hambatan perdagangan yang lebih tinggi dan menaikkan bea impor pada sekitar 300 produk dari Cina, serta melarang perusahaan Cina mengikuti proses proyek telekomunikasi di India. Asosiasi Pemilik Hotel dan Restoran Delhi, yang mewakili lebih dari 3.000 perusahaan di ibu kota, juga baru-baru ini melarang semua warga negara Tiongkok menginap di hotel dan menikmati makanan di restoran mereka.
Sumber: the Guardian