peristiwa-internasional

Eropa Pun Menggemakan “Aku Tak Bisa Bernafas”

Senin, 8 Juni 2020 | 08:32 WIB
protes george floyd europe


JAKARTA, Klikanggaran - Aksi solidaritas untuk menyerukan keadilan rasial yang dipicu oleh kematian warga kulit hitam Afro-Amerika, George Floyd di tangan polisi AS digelar di seluruh negara Eropa kemarin.


Video insiden ketika  Floyd memohon agar tidak disiksa di Minneapolis  oleh seorang polisi kulit putih yang berlutut di lehernya, telah memicu kemarahan di seluruh dunia sekalipun penyebaran wabah Covid-19 menuntut pertemuan besar dilarang.


Ribuan orang berkumpul di luar Kedutaan Besar AS di Madrid dan berteriak, "Aku tidak bisa bernapas" yang merupakan kata-kata terakhir Floyd sebelum meninggal dunia.


"Rasisme tidak mengenal batas," kata Leinisa Seemdo, seorang penerjemah Spanyol berusia 26 tahun dari Cape Verde seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (8/6/2020).


"Di semua negara tempat saya tinggal, saya mengalami diskriminasi karena warna kulit saya."


Teriakan "Kami tidak bisa bernapas" bergema di mana-mana.


"Sangat sulit untuk tinggal di sini," kata migran Senegal, Morikeba Samate, 32, salah satu dari ribuan yang telah tiba di Italia setelah mengambil risiko menyeberangi Mediterania yang berbahaya.


Kematian Floyd bulan lalu telah memicu kerusuhan sipil paling serius dan meluas di Amerika Serikat sejak Martin Luther King dibunuh pada tahun 1968.


Petugas polisi pelaku penyiksaan, Derek Chauvin, telah didakwa dengan pembunuhan tingkat dua sementara tiga rekan petugas menghadapi dakwaan yang lebih rendah. Lebih dari 1.000 orang pemrotes juga berkumpul di  di dekat kedutaan besar AS di Budapest.


Penyanyi reggae Hungaria, G Ras mengatakan kepada para pengunjuk rasa: "Jika kita ingin hidup di dunia yang lebih baik, kita perlu secara radikal mengubah cara hidup kita."


Sedangkan di Belanda, hampir 4.000 orang menghadiri dua acara serupa. Hal yang sama juga terjadi di Inggris ketika ribuan orang turun ke jalan.


Artis hip-hop Stormzy bergabung dengan pengunjuk rasa di London. Beberapa demonstran terlihat bentrok dengan polisi di dekat Downing Street.


Di Bristol, sebuah kota yang terhubung dengan perdagangan budak, patung warga kulit Edward Colston dirobohkan dan dibuang ke pelabuhan. Patung itu melambangkan perdagangan budak.


Sedangkkan di Ibu Kota Skotlandia, Edinburgh, penyanyi Lewis Capaldi termasuk di antara mereka yang Ikut demo. Di Lausanne, Swiss, demonstran berpakaian hitam bertuliskan "warna saya bukan ancaman", sementara hampir 10.000 orang berbaris di Brussels, kata polisi.

Halaman:

Tags

Terkini