peristiwa-internasional

Ricardo Ramirez, Kisah Mualaf Amerika Jalani Ramadhan Pertama di Tengah Pandemi Corona

Kamis, 14 Mei 2020 | 10:48 WIB
IMG_20200514_102837


KlikAnggaran.com —Kala itu takbir menggema menyambut datangnua saidara baru seoman. Ia adalah Ricardo Ramirez mualaf asal Amerika Serikat. Ia masih ingat betul prosesi pertama kali dirinya memeluk Islam. Di depan Imam masjid dan disaksikan puluhan jemaah, dia akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat.


“Mereka (jemaah) menyalami saya. Menepuk punggung saya dan memeluk. Banyak sekali yang memeluk,” kenang Ramirez seperti dikutip AP.


Semenjak itu, perjalanannya sebagai Muslim dimulai. Keputusannya menjadi mualaf pada 2019, membuatnya semakin giat mempelajari Islam.


Kendati demikian, cobaan sudah harus dihadapi Ramirez. Pria yang tinggal di Houston, Amerika Serikat, ini harus menjalani Bulan Ramadhan pertamanya sebagai Muslim di tengah pandemi virus corona.


Hingga kini, AS menjadi negara paling parah terdampak virus corona dengan jumlah kasus mencapai lebih dari 1,1 juta dan sekitar 68 ribu orang meninggal dunia. Imbasnya, masjid ditutup dengan segala aktivitasnya.


“Ini sangat berat bagi saya. Saya sebenarnya punya banyak pertanyaan dan ingin mencari tahu lebih banyak. Saya ingin berdiskusi lebih intens,” ucapnya.


Ramirez mengaku merindukan berkumpul bersama teman-teman Muslimnya. Sebagai gantinya, dia dan sejumlah rekannya melakukan buka puasa bersama melalui video call, yang diakuinya cukup mengobati kerinduan.


“Semakin saya memikirkannya, semakin yakin ini adalah jalan yang telah Allah ciptakan untuk saya sebagai sebuah tantangan, untuk memberitahu bahwa Islam adalah agama untuk saya,” katanya.


Ya, Ramirez masih begitu haus dengan segala macam persoalan terkait Ramadhan. Pasalnya, karena Ramadhan pula dia mendapatkan hidayah untuk memeluk Islam.


Ramirez mengisahkan pada 2017 silam, dia melihat rekan kerjanya tak makan sepanjang hari. Dia lantas bertanya, dan mengetahui bahwa rekannya tengah berpuasa.


Ternyata, jawaban dari teman sekantornya itu membuat pikirannya bergejolak. Benaknya dihujani banyak pertanyaan: Apa maksud dari puasa? Apa maknanya? Mengapa tak boleh makan dan minum?


“Saya tidak pernah melihat seseorang yang membicarakan agamanya seperti yang dia lakukan. Meskipun banyak pandangan negatif tentang Muslim di dunia, dia tetap semangat menceritakan tentang Islam kepada saya,” kata Ramirez.


Kendati demikian, keputusannya menjadi mualaf sempat mendapat penentangan dari ibunya. Ramirez mengaku dimarahi ibunya begitu memberitahu bahwa dirinya sudah memeluk Islam.


“Islam masih dipandang dengan cara yang sama seperti kebanyakan orang,” kata Ramirez yang besar sebagai penganut Katolik ini.

Halaman:

Tags

Terkini