(KLIKKANGGARAN)--Para pejabat terkemuka di Institut Virologi Wuhan telah bersikeras menyatakan bahwa mereka mematuhi standar keamanan yang ketat, setelah rentetan tuduhan bahwa virus corona yang menyebabkan Covid-19 berasal dari lab tersebut, demikian dilaporkan South China Morning Post.
Fasilitas ini mencakup laboratorium tingkat empat, yaitu tingkat biosekuriti tertinggi, yang berwenang melakukan penelitian terhadap patogen paling berbahaya, seperti Ebola, virus Lassa Afrika Barat, dan virus demam berdarah Krimea-Kongo.
BACA JUGA: Karena Pandemi Corona, Petani Kopi Arabika Akan Menunda Panen dan Kemungkinan Rugi
Para ilmuwan di lembaga itu juga telah menolak kemungkinan bahwa virus itu direkayasa tetapi teori bahwa virus itu secara tidak sengaja bocor dari laboratorium terus beredar, sebab Presiden AS Donald Trump mengatakan ia telah melihat bukti untuk mendukung klaim tersebut.
"Kami telah mengadopsi serangkaian langkah-langkah untuk memastikan tidak ada virus yang dapat meninggalkan lab kami," Yuan Zhiming, direktur Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan, mengatakan kepada Science and Technology Daily, Minggu.
Yuan mengatakan laboratorium memiliki sistem manajemen yang ketat, termasuk prosedur ketat dalam penanganan limbah dan bahan infeksius.
BACA JUGA: Mark Up Proyek Pelindo IV Rp12,7 Miliar, Farid Padang Berdalih Terlibat
Semua peneliti yang perlu melakukan eksperimen di lab harus lulus evaluasi kesehatan fisik dan psikologis tahunan dan mereka yang memiliki izin untuk bekerja di lab level empat perlu mendapatkan persetujuan sebelum memasukinya.
Staf harus mengikuti prosedur keselamatan yang ketat setiap kali mereka memasuki laboratorium dan harus menjamin bahwa kondisi fisik mereka normal, termasuk tekanan darah dan suhu tubuh.
Mereka juga harus menandatangani formulir pendaftaran dan menginformasikan pusat pemantauan setiap kali mereka masuk dan meninggalkan lab.
Yuan juga mengatakan bahwa tidak ada yang diizinkan masuk ke laboratorium sendirian dan lebih dari satu orang harus berada di dalam setiap kali eksperimen dilakukan, sementara peneliti hanya bisa menghubungi dunia luar melalui pusat pemantauan ketika mereka berada di dalam fasilitas.
Pakaian pelindung yang mereka kenakan harus didesinfeksi dan kemudian dicuci dengan air bersih setiap kali mereka pergi.
Yuan mengatakan laboratorium menggunakan teknologi tekanan negatif sehingga udara di dalam lab tidak bisa bersirkulasi di luarnya dan menyebarkan patogen mematikan.
Limbah udara harus disaring dua kali sebelum dilepaskan untuk memastikannya aman dan air limbah harus melewati pengolahan limbah dan sistem suhu tinggi.