peristiwa-internasional

Setelah AS, Taiwan Pun Serang WHO, China Pun Berang!

Jumat, 10 April 2020 | 21:01 WIB
taiwan corona


KLIKANGGARAN--China menuduh Taiwan "beracun" menyerang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengambil keuntungan dari krisis coronavirus saat ini untuk mencari kemerdekaan, dan berkonspirasi dengan pengguna internet untuk menyebarkan komentar rasis, setelah kepala WHO mengatakan serangan rasis yang diarahkan kepadanya telah datang dari negeri pulau itu, demikian dilansir oleh Aljazeera.


Taiwan menanggapi dengan marah pada hari Kamis atas pernyataan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus minggu ini, dan menuntut dia meminta maaf, dengan mengatakan tuduhan itu "fitnah" dan "sangat tidak bertanggung jawab".


Pakar: Jangan Sampai Ada ‘Free Rider’ Manfaatkan Impunitas Perppu Corona


Taiwan, yang diklaim sebagai bagian dari China, dikeluarkan dari WHO karena China keberatan dengan keanggotaannya.


Pemerintah  Taiwan mengatakan hal ini mengakibatkan tidak dapat memperoleh informasi yang tepat waktu, sehingga membahayakan kehidupan warga Taiwan. Namun, WHO membantah tuduhan itu.


Cina mengatakan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan sedang mencari kemerdekaan formal  bagi Taiwan, tetapi Presiden Tsai Ing-wen mengatakan pulau itu sudah menjadi negara merdeka yang disebut Republik Cina, nama resminya.


Dalam sebuah pernyataan Kamis malam, Kantor Urusan Taiwan China membidik "otoritas DPP".


Ekonomi Amerika Serikat Berpotensi Berkeping-keping Dihantam Corona?


"Otoritas DPP secara tidak hati-hati menggunakan virus untuk mencari kemerdekaan, menyerang WHO dan orang-orang yang bertanggung jawab secara keji, berkomplot dengan tentara internet hijau untuk menyebarkan komentar rasis secara ceroboh," katanya. "Kami sangat mengutuk ini."


Kementerian Kehakiman Taiwan mengatakan pada hari Jumat bahwa posting Twitter yang dimaksudkan berasal dari orang Taiwan yang meminta maaf kepada Tedros atas cemoohan rasis sebenarnya diposting oleh orang-orang di Cina daratan.


"Ada kekhawatiran itu adalah operasi yang disengaja oleh pasukan luar negeri," kata biro penyelidikan kementerian itu, dikutip Aljazeera.


"Mengaku-ngaku sebagai warga Taiwan dan secara terbuka mengakui serangan rasis terhadap Direktur Jenderal WHO Tedros, dan memohon maaf secara serius merusak reputasi internasional negara kita," katanya dalam sebuah pernyataan.


Taiwan telah melaporkan sedikitnya 380 kasus virus korona sampai saat ini, jauh lebih rendah daripada di banyak negara tetangganya berkat upaya pencegahan dini dan efektif. Pada hari Jumat, dikatakan seorang pasien keenam meninggal, seorang lansia dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya.


AS mengkritik WHO

Halaman:

Tags

Terkini