Klikanggaran.com, JAKARTA - Menteri Energi Arab Saudi, Abdulazis bin Salman, mengatakan bahwa serangan drone terhadap kilang minyak Saudi Aramco menyebabkan gangguan sekitar 5,7 juta barel pasokan minyak mentah sekaligus mengancam ekonomi dunia.
Abdulaziz mengatakan serangan itu merupakan tindakan teroris. Akibat serangan tersebut, produksi minyak di Abqaiq dan Khura terhenti sementara. Sedangkan produksi Aramco yang hilang mencapai separuhnya atau 50%.
Penurunan produksi tersebut akan dikompensasi ke cadangan minyak untuk klien perusahaan, kata Abdulaziz dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Arabnews.com, Minggu (15/9).
Menteri energi yang baru diangkat itu mengkonfirmasi tidak ada cedera pada staf di lokasi serangan. Dia menambahkan bahwa perusahaan masih menilai kerusakan yang terjadi.
Serangan tidak hanya menargetkan instalasi vital milik Kerajaan Arab Saudi, tetapi juga menargetkan pasokan minyak internasional dan mengancam keamanannya, katanya. Serangan itu juga merupakan ancaman bagi ekonomi dunia.
Sebuah serangan drone atau pesawat tak berawak menimbulkan ledakan terjadi pada pukul 03:31 dan 3:42 Sabtu dini hari (14-9-2019) waktu setempat di dua lokasi.
Keduanya berada di provinsi bagian timur Arab Saudi dan menyebaban kebakaran hebat. Simak kondisi ledakan itu dari video Euronews di atas.
Serangan pesawat tak berawak di pabrik pemrosesan minyak terbesar di dunia itu menunjukkan pentingnya komunitas internasional untuk melindungi pasokan energi dari serangan teroris. Tindakan itu merupakan perbuatan pengecut,” ujar putra Raja Salman tersebut.
Para pemimpin dunia mengutuk serangan terhadap Arab Saudi pada hari Sabtu dan mereka yang berada di belakang aksi teroris.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menuding Iran memimpin serangan terhadap kilang minyak Saudi Aramco yang telah menghilangkan setengah dari produk minyak mentah kerajaan tersebut.
Pompeo mengesampingkan keterlibatan pihak Yaman dan mengecam Teheran karena terlibat dalam diplomasi palsu.
Kelompok pemberontak Hutsi yang berafiliasi dengan Iran itu mengklaim serangan terhadap dua instalasi di jantung industri minyak Arab Saudi tersebut. Instalasi itu merupakan fasilitas pemrosesan minyak bumi terbesar di dunia.
Namun, Pompeo mengatakan di Twitter bahwa tidak ada bukti serangan datang dari Yaman.
"Teheran berada di balik hampir 100 serangan terhadap Arab Saudi, sementara Rouhani dan Zarif berpura-pura terlibat dalam diplomasi," kata Pompeo, merujuk pada Presiden Iran Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Mohammed Javad Zarif seperti dikutip Reuters, Minggu (15/9).