Jakarta, Klikanggaran.com (14-08-2019) – Pelonjakan harga minyak mentah terjadi pada perdagangan Selasa (13-8-2019) setelah ada tanda-tanda pelonggaran dalam perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang menenangkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi global akan terancam.
Bloomberg melansir data akhir perdagangan kemarin sebagai berikut. Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman September ditutup menguat 4 persen atau 2,17 poin ke level US$57,10 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Oktober menguat 4,7 persen atau 2,73 poin ke level US$61,30 di ICE Futures Europe Exchange, kenaikan satu hari terbesar sejak Desember. Sebaliknya, harga minyak WTI turun menjadi US$56,73 per barel pada perdagangan after hours dan Brent berada di US$ 60,92 pada pukul 16.55 waktu London, setelah rilis data persediaan minyak.
Seluruh pasar keuangan dipenuhi optimisme setelah AS menunda tarif untuk beberapa barang China dan kabar bahwa kedua belah pihak akan mengadakan pembicaraan baru dalam dua pekan ke depan, demikian lansiran Bloomberg,
Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research, seperti dikutip Bloomberg mengatakan, "Beberapa pesimisme tentang permintaan minyak dan perang dagang sedang tersapu oleh pengumuman ini.”
Harga sedikit melandai setelah perdagangan resmi menyusul rilis data American Petroleum Institute yang menyatakan bahwa pasokan minyak mentah AS tumbuh 3,7 juta barel minggu lalu. Jika dikonfirmasi oleh data pemerintah pada hari Rabu, ini akan menjadi kenaikan kejutan kedua berturut-turut pada saat musim liburan yang biasanya menguras stok minyak.
Meskipun telah menguat dalam tiga hari terakhir, Brent masih turun sekitar 6 persen bulan ini. Janji Arab Saudi untuk mengekang ekspor dalam hitungan pekan belum cukup untuk mengimbangi lonjakan produksi dari ladang minyak shale AS dan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan menunda pengenaan tarif 10 persen untuk produk-produk China hingga pertengahan Desember untuk sejumlah produk tertentu, termasuk ponsel dan mainan.
Sementara itu, China mengatakan para pejabat tinggi dari kedua negara berbicara melalui telepon pada hari Selasa dan akan melanjutkan pembicaraan dalam dua pekan ke depan.
[sumber: bloomberg]/(emka)