Jakarta, Klikanggaran.com (03-08-2019) – Episode terbaru dari perang dagang AS-China menyeruak dunia setelah Trump mengancam pengenaan tarif baru kepada China. Bagaimana respons Beijing?
Tidak gentar dan akan melakukan tindak balasan jika Amerika Serikat (AS) bertekad menetapkan lebih banyak tarif untuk barang-barang asal China, demikian ditegaskan Pemerintah China melalui Hua Chunying, juru bicara kementerian luar negeri China dalam suatu briefing pers, seperti dilansir dari Reuters
Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, melalui akun Twitter miliknya pada Kamis (1-8-2019), Trump mengatakan akan mengenakan tarif 10 persen pada sisa barang impor asal China senilai US$300 miliar mulai 1 September.
Pengenaan tarif baru tersebut akan berdampak pada berbagai barang, mulai dari smartphone, laptop, hingga pakaian anak-anak.
Trump mengambil langkah tersebut setelah putaran perundingan perdagangan antara kedua negara yang berakhir Rabu (31-7-2019) menunjukkan sedikit tanda terobosan.
Bahkan, menurut Trump, tarif 10 persen itu merupakan tindakan jangka pendek dan dapat dinaikkan lebih lanjut secara bertahap menjadi lebih dari 25 persen.
Ancaman terbarunya ini seketika memanaskan perang dagang yang telah berlarut-larut antara dua negara berekonomi terbesar di dunia itu sehingga mengguncang pasar keuangan global.
Pengenaan tarif lebih lanjut akan memperpanjang tarif perdagangan Trump ke hampir semua barang China yang diimpor Amerika Serikat.
“Jika Amerika benar-benar meloloskan tarif ini maka China harus mengambil tindakan balasan yang diperlukan untuk melindungi kepentingan inti dan fundamental negara,” tambah Hua.
“Kami tidak akan menerima tekanan, intimidasi, atau pemerasan. Kami tidak akan menyerah terkait isu-isu prinsip utama.”
Ia menambahkan bahwa China berharap Amerika Serikat akan kembali ke jalur negosiasi yang benar berdasarkan rasa saling menghormati dan kesetaraan.
Dengan demikian, apabila benar direalisasikan pada 1 September nanti, tarif itu juga akan menandai berakhirnya gencatan tarif perdagangan yang disepakati Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20, Jepang, pada akhir Juni.
Riwayat perang dagang antara kedua negara pun berlanjut, memberikan ancaman terhadap pertumbuhan global dan rantai pasokan.
Sementara itu, kepada stasiun televisi lokal China saat menghadiri pertemuan menteri luar negeri Asean di Bangkok, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan bahwa rencana pengenaan tarif baru itu bukanlah cara yang tepat atau konstruktif untuk menyelesaikan sengketa perdagangan antara kedua negara.