Jakarta, Klikanggaran.com (02-08-2019) – Setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meningkatkan tensi perang perdagangan dengan China lewat ancaman tarif baru, harga minyak mentah merosot hampir 8 persen. Dalam sebuah tweet, Trump mengatakan akan mengenakan tarif 10 persen terhadap barang impor China yang nilainya mencapai US$300 miliar pada 1 September.
Pada perdagangan Kamis, (1-8-2019) di New York Mercantile Exchange tercatat minyak West Texas Intermediate untuk kontrak September ditutup merosot 7,9 persen atau 4,63 poin ke level US$53,95 per barel. Penurunan itu merupakan terbesar sejak Februari 2015.
Di ICE Futures Europe exchange tercatat minyak mentah Brent untuk kontrak Oktober ditutup melemah 4,55 poin ke level US$60,50. Minyak mentah patokan global diperdagangkan lebih tinggi US$6,49 dibanding WTI untuk kontrak bulan yang sama.
Ancaman Trump menambah kekhawatiran tentang merosotnya aktivitas manufaktur AS setelah Federal Reserve meruntuhkan prospek penurunan suku bunga jangka panjang.
Bart Melek, kepala analis komoditas global di TD Securities, seperti dikutip Bloomberg mengatakan: "Semua pasar bereaksi terhadap apa yang dikatakan presiden. Apa pun yang membutuhkan selera risiko tertekan dan itu termasuk minyak.”
Minyak mencatat laju pergerakan paling rendah sejak 1991 karena terperangkap di antara kekhawatiran perlambatan permintaan dan serta tergenggunya aliran minyak mentah dari Timur Tengah. Lambatnya negosiasi perdagangan AS-China membantu menyulut kekhawatiran tentang ekonomi global.
"Keduanya merupakan negara dengan ekonomi terbesar di dunia sehingga ini merupakan masalah besar, meningkatnya tarif menyebabkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global dan permintaan.”" kata Kyle Cooper, direktur penelitian di IAF Advisors.
Tweet Trump tersebut didahului oleh pembicaraan di Shanghai yang berakhir tanpa adanya konsensus antara kedua negara. Putaran pembicaraan berikutnya tidak akan berlangsung sampai bulan depan.
Trump mengatakan, tarif baru akan menargetkan impor China yang belum dikenakan tarif. Setidaknya barang-barang impor China yang nilanya mencapai US$250 miliar sudah dikenakan tarif sebesar 25 persen.
Sebelum tweet Trump, minyak mentah sudah melemah karena penurunan aktivitas manufaktur AS. Sementara itu, komentar Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell bahwa penurunan suku bunga pertama Fed dalam satu dekade bukanlah awal dari siklus pelonggaran kebijakan moneter yang diperpanjang juga menambah penurunan.
[Sumber: Bloomberg]/(emka)