Jakarta, Klikanggaran.com (31-07-2019) - Raksasa teknologi China, Huawei Technologies, melaporkan bahwa bahkan pendapatan paruh tahunnya melonjak 23 persen berkat melejitnya penjualan smartphone di negaranya sendiri walaupun namanya masuk ke dalam daftar hitam perdagangan Amerika Serikat (AS).
Menurut Huawei, kondisi itu hanya akan berdampak pada pertumbuhan pendapatan jangka pendek perusahaannya.
Huawei mengaku tetap fokus pada peningkatan bisnis smartphone global, demikian dinyatakan perusahaan tersebut dalam sebuah laporan kinerjanya yang pertama sejak Washington menempatkannya pada daftar hitam pada Mei lalu, sehingga secara efektif perusahaan AS dilarang berhubungan bisnis dengan perusahaan itu.
Namun, Huawei mengakui bahwa pihaknya menanggung beban gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh tindakan AS.
Chairman Huawei, Liang Hua, kepada wartawan terkait laporan pendapatan seperti dikutip Reuters, Selasa (30-7-2019), mengatakan, "Pendapatan tumbuh dengan cepat hingga Mei."
Liang Hua menambahkan, “Berdasarkan kinerja pada paruh pertama tahun ini, kami terus melihat pertumbuhan bahkan setelah kami ditambahkan ke daftar entitas.”
Akan tetapi, Hua menegaskan, tidak berarti pihaknya tidak memiliki kesulitan di masa datang.
“Mereka dapat mempengaruhi laju pertumbuhan kami dalam jangka pendek,” katanya.
Pemerintah AS menuduh Huawei berisiko keamanan nasional karena peralatannya dapat digunakan oleh Beijing untuk memata-matai kegiatan AS. Akan tetapi, Huawei selalu membantah tuduhan tersebut.
Sejak itu dilakukan penangguhan hukuman tiga bulan hingga 19 Agustus, dan Presiden Donald Trump memberi isyarat Washington akan melonggarkan sanksi terhadap Huawei, meskipun rinciannya tidak diketahui.
[sumber; Reuters]/(emka)