peristiwa-internasional

Jika US Treasury Dijual China, Ekonomi AS Kacau Balau, Mengapa?

Rabu, 15 Mei 2019 | 14:00 WIB
US Treasury






Jakarta, Klikanggaran.com (15-05-2019) - Dalam perang dagang yang memanas dengan Amerika Serikat (AS), China ternyata punya senjata mematikan yang dapat memicu lonjakan suku bunga dan dapat membuat ekonomi AS kacau balau. Senjata itu adalah dengan menjual segunung obligasi pemerintah AS atau US Treasury yang dimilikinya. Di tengah-tengah perang dagang yang kian sengit itu, kemungkinan China meningkatkan serangannya dan berhenti menjadi konsumen terbesar surat utang AS semakin santer terdengar.





China saat ini memegang Treasury senilai US$1,13 triliun dari total US$22 triliun surat utang AS yang beredar. Meski terlihat kecil, jumlah itu mencapai 17,7% dari berbagai sekuritas yang dipegang oleh pemerintah asing, menurut data dari Departemen Keuangan dan Asosiasi Industri Sekuritas dan Pasar Keuangan, dilansir dari CNBC International.





Jika China memutuskan untuk melepas atau mengurangi peran mereka di pasar, secara teori, langkah itu dapat menciptakan guncangan yang substansial bagi negara seperti AS yang sangat bergantung pada entitas asing untuk membeli obligasinya.





Namun, setidaknya untuk saat ini pasar tidak khawatir bahwa China akan mengambil langkah itu, karena langkah itu mungkin tidak memiliki banyak efek positif selain hanya untuk jadi topik utama berbagai media.





"Ini adalah opsi nuklir yang dapat menghancurkan diri sendiri," kata Robert Tipp, Kepala Strategi Investasi dan Kepala Obligasi Global untuk Pendapatan Tetap PGIM.





"Mungkin hal ini membantu mereka dalam tawar-menawar, tetapi membahayakan nilai dari sesuatu yang kedua negara itu terlibat di dalamnya. Bahkan, langkah itu sebenarnya bisa membantu AS,” lanjutnya.





Dari satu sisi, pengurangan kepemilikan Treasury oleh China bisa melemahkan dolar dan membuat perusahaan multinasional AS lebih kompetitif. Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS akan meningkat dan dengan demikian menyebabkan harganya jatuh, sehingga menurunkan nilai portofolio China.


Halaman:

Tags

Terkini