Jakarta, Klikanggaran.com (15-03-2019) - Tragedi mengenaskan menimpa para jema'ah di Mesjid al Noor di deans Ave, Christchurch, New Zealand, pada Jumat (15/03) siang tadi. Peristiwa ini sungguh sangat menyakitkan publik, karena seorang pembunuh yang mengaku sebagai Brenton Tarrant melakukan aksi penembakan secara brutal kepada beberapa muslim yang telah usai melakukan Sholat Jumat.
Dalam melakukan penyerangan ini tak tanggung-tanggung, pelaku sengaja menayangkannya secara live streaming dengan durasi 17 menit. Namun, tak lama itu video tersebut langsung dihapus oleh otoritas terkait. Beruntung video tersebut masih ada jejak digitalnya di Facebook.
Sebenarnya ada dua massjid di Selandia Baru yang menjadi sasaran penembakan brutal tersebut. Dan, dari kejadian siang tadi setidaknya ada 40 orang yang tewas dan 20 orang lainnya mengalami luka.
Pada peristiwa berdarah ini dikabarkan juga ada enam Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di dalam masjid. Kondisi keenam WNI tersebut belum diketahui keadaanya seperti apa. Hal itu disampaikan oleh Kedubes Indonesia, di Selandia Baru.
Atas peristiwa berdarah itu, Pemerintahan Jokowi turut angkat biacara. Jokowi mengecam keras aksi Breton Tarrant dan meminta agar WNI yang berada di sana tetap waspada. Selain itu juga diketahui, identitas si pelaku penembakan kejam tersebut ternyata merupakan warga negara Australia.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, juga mengecam keras penembakan brutal di dua masjid tersebut. Ia menyebut aksi ini sebagai serangan teroris dan pelaku merupakan ekstremis anti-Islam. Namun, sejumlah saksi mata menyebutkan kepada Reuters bahwa mereka melihat pria berpakaian layaknya militer dan membawa senapan otomatis menembaki muslim di sana.
Belum tuntas kepanikan warga akibat penembakan di Mesjid Al Noor, kejadian serupa dilaporkan terjadi di mesjid lainnya di Linwood yang juga berada di wilayah Christchurch.