Klikanggaran.com (25-12-2016) - Kesalahan oleh pilot, maskapai dan regulator penerbangan Bolivia yang harus disalahkan pada kecelakaan pesawat di Kolombia yang menewaskan 71 orang bulan lalu, termasuk sebagian besar pemain tim sepakbola Chapecoense Brasil, demikian disampaikan otoritas penerbangan Kolombia, Senin (26/12) sebagaimana dikutip reuters.
Pesawat, yang dioperasikan oleh perusahaan sewaan LaMia yang berbasis di Bolivia , jatuh di lereng bukit berhutan dekat Medellin karena pilot gagal untuk mengisi bahan bakar dalam perjalanan dan tidak melaporkan kegagalan mesin yang disebabkan oleh kurangnya bahan bakar sampai (pesawat itu) terlambat (untuk diselamatkan) kata para pejabat. "
Tidak ada faktor teknis sebagai penyebab kecelakaan itu, kecelakaan itu melibatkan kesalahan manusia, ditambah faktor manajemen dalam administrasi perusahaan, dan manajemen dan organisasi dari rencana penerbangan oleh pihak berwenang di Bolivia," kata Sekretaris Keselamatan Udara Kolombia, Kolonel Freddy Bonilla, kepada para wartawan.
Otoritas penerbangan di Bolivia dan maskapai penerbangan "telah menerima presentasi kondisi penerbangan yang disajikan dalam rencana penerbangan yang tidak dapat diterima," tambah Bonilla.
Selain kurangnya bahan bakar, pesawat itu melewati batas berat hampir 400 kilogram (881 lbs) dan tidak bersertifikat untuk terbang di ketinggian di mana perjalanan berlangsung, kata Bonilla. Kesimpulan awal penyelidikan Kolombia bertepatan dengan pernyataan oleh otoritas Bolivia pekan lalu bahwa maskapai LaMia dan pilot pesawat itu secara langsung bertanggung jawab atas kecelakaan itu.
Pilot Miguel Quiroga dan co-pemilik maskapai juga tewas dalam kecelakaan itu. Pesawat telah mengangkut tim sepak bola Chapecoense untuk pertandingan terbesar dalam sejarah klub tersebut, yaitu final Copa Sudamericana.
Semua penumpang, kecuali tiga dari para pemain dan staf onboard, tewas. Dua anggota awak pesawat dan satu reporter juga selamat.
(sumber: reuters)
(editing : @mang_kamil)