Lubuklinggau,Klikanggaran.com - Di era saat ini, menggunakan teknologi IT khususnya para buzzer merupakan hal lumrah dalam dunia perpolitikan Indonesia. Para calon kepala daerah menggunakan instrumen Sosial Medsos (Sosmed) untuk membranding diri sejak dini agar dikenal oleh masyarakat.
"Branding sejak jauh hari memang sangat dibutuhkan untuk memframing si calon kepala daerah. Jika si calon kepala daerah baru akan muncul secara insta ketika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), masyarakat biasanya cendrung mudah lupa," ujar Pengamat Politik, Drs Bagindo Togar SH, Msi, pada Wartawan, Senin (19-10).
Diakatakan Bagindo, tidak ada yang salah dalam menggunakan jasa buzzer untuk mempopulerkan diri si calon kepala daerah. Apalagi memang saat ini tren menggunakan jasa para ahli dunia maya tengah digandrungi di sejumlah kota besar di Tanah Air.
Kendati demikian, kata Bagindo, khususnya di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel), dalam merebut hati para pemilih si calon kepala daerah juga harus tetap menggunakan cara konvensional turun ke lapangan. Sebab, pengguna sosial media di Bumi Sriwijaya tidak terlalu masif seperti di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur dan sejumlah kota besar lainnya.
"Para pengguna sosial media yang melek politik di Sumsel berada di kisaran 40-50 persen. Masyarakat tertinggi menggunakan sosial media paling tinggi berada di Palembang, Indralaya, Prabumulih, Ogan Ilir dan Lubuklinggau. Sementara di daerah lainnya tingkat pengguna medsos berada di angka 30 persen," tuturnya.
"Kolaborasi branding sosial media dan tetap menggunakan kampanye konvensional masih tetap menjadi ramuan apik untuk merebut hati para masyarakat Sumsel," sambungnya. *(Tim)