Jakarta, Klikanggaran.com (22/12/2016) - Semua pasti menyadari, betapa pentingnya peran seorang wanita dalam rumah tangga, baik kepada suami dan anak-anak. Pun, dalam lingkungan dan kehidupan bernegara.
Lebih dari 70 negara yang memperingati Hari Ibu dalam setiap tahunnya dengan tanggal yang berbeda-beda. Bagi Penduduk Indonesia sendiri, setiap tanggal 22 Desember adalah hari yang sangat istimewa, hari di mana masyarakat merayakan Hari Ibu.
Dokter Darmiaty Djaenuddin, SKG (Kak Ammi), saat berbincang bersama klikanggaran via BlackBerry (BBM) pada momen Perayaan Hari Ibu, mengukapkan kerinduan terhadap anak-anaknya yang saat ini terpisah jarak karena mesti menjalani kariernya sebagai seorang Dokter Gigi di Puskesmas Batuara, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bukukumba. Saat ini, ibu muda ini hanya berharap, bisa berada di rumah dan bercanda bersama anak-anaknya.
"Saya hanya berharap berada di rumah saat ini, main dan bercanda sama anak-anak. Sudah terlau lama rasanya saya nggak bersama mereka, terlalu banyak momen yang saya lewatkan di masa kecil mereka karena karier. Kalau mau ketemu mereka (anak-anak) ke Bira dulu, terus ke Benteng, udah itu nyambung lagi pake kapal kecil dengan perjalanan 8-10 jam ke pulau. Namun, bagaimanapun juga, ini adalah tugas mulia yang mesti dijalani sebagai abdi masyarakat (dokter)," ungkapnya di Bulukumba, Rabu (21/12/2016).
Di usianya yang 36 tahun, semangat Kak Ammi sebagai ibu muda sekaligus seorang dokter dalam menimba ilmu tak pernah surut. Kak Ammi punya rencana ke depan akan melanjutkan pendidikan di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat. Menurutnya, motivasi ini datang dari sang suami yang amat dicintainya.
"Saya juga nih, pengen lanjut ke Unpad. Ini juga dorongan dan suport dari suami saya. Jadi bahagia rasanya kita bisa saling suport dan saling memberi solusi," pungkasnya.
Patut diketahui, Perayaan Hari Ibu dalam sejarah adalah mengenang Kongres Perempuan Indonesia pertama pada tahun 1928. Sebuah acara mengumpulkan lebih dari 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Organisasi tersebut terbentuk karena terinspirasi dari pergerakan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia pada abad ke 19 seperti R.A Kartini, Cut Meutia, Waria Walanda Maramis, dan pahlawan wanita lainnya.