Iga Swiatek Menang Telak 6-0, 6-0 atas Anisimova, Final Wimbledon Putri Paling Tidak Seimbang Sejak 1911

(KLIKANGGARAN) Iga Swiatek mencatat sejarah besar di Wimbledon 2025. Petenis Polandia berusia 24 tahun ini menghancurkan Amanda Anisimova dengan skor telak 6-0, 6-0 dalam final yang hanya berlangsung 57 menit pada Sabtu (12/7) malam WIB.

Seperti diberitakan Al Jazeera, hasil ini menjadikan partai puncak Wimbledon putri paling tidak seimbang dalam 114 tahun terakhir — atau sejak 1911, terakhir kali seorang juara meraih gelar tanpa kehilangan satu game pun.

Swiatek yang merupakan unggulan kedelapan tampil luar biasa sejak awal pertandingan. Ia langsung mematahkan servis Anisimova di game pertama. Dengan pukulan forehand keras ke berbagai sudut lapangan, Swiatek membuat Anisimova tertekan sejak baseline.

Baca Juga: Mulai 2026, BP Haji Gantikan Kemenag Urus Penyelenggaraan Haji: Ini Penjelasan Istana

Swiatek kemudian melaju hingga unggul 2-0. Pada game ketiga, Anisimova sebenarnya sempat menemukan ritme servisnya dan memimpin 40-15, tetapi Swiatek tidak membiarkannya begitu saja.

Dengan rally panjang penuh kesabaran, ia membalikkan keadaan hingga memimpin 3-0 setelah Anisimova melakukan double fault di break point.

Masih mengutip laporan Al Jazeera, Anisimova yang merupakan unggulan ke-13 asal Amerika Serikat makin goyah.

Baca Juga: Hengky Kurniawan Ceritakan Detik-detik Putranya Alami Kecelakaan Motor Saat Jadi Tour Guide di Karimunjawa

Tekanan Swiatek memaksa Anisimova melakukan banyak unforced error, termasuk backhand yang terlalu panjang dan pukulan volley yang gagal melewati net.

Dalam waktu hanya 25 menit, Swiatek menutup set pertama dengan kemenangan 6-0.

Memasuki set kedua, Anisimova yang sudah tampak frustrasi terus mencoba mengubah pola permainan, tetapi kesalahan sendiri justru kian banyak muncul.

Pada game ketiga set kedua, ia kembali double fault pada break point sehingga Swiatek makin di atas angin dengan skor 3-0.

Baca Juga: Pengacara Lita Gading Tantang Bukti Kasus ITE & Kekerasan Psikis Anak: “Ini Negara Hukum, Bukan Negara Nenek Moyang Dia”

Dukungan Penonton