Jakarta, Klikanggaran-- Sabtu, 14/8/21, Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) dan Asosiasi Profesi Keahlian Sejenis (APKS) PGRI Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Universitas of Sydney dan Universitas Hiroshima, Jepang mengadakan Internasional Webinar bertema “How Schools Survive During Pandemic Situation”.
Tetap Sehat dan Produktif di Tengah Pandemi Covid19
Internasional Webinar yang dihadiri oleh 1000 Guru TK ini dibuka langsung oleh Unifah Rosyidi, Ketua Umum PB PGRI yang mengapresiasi terselenggaranya diskusi ini sebagai bentuk perhatian PGRI terhadap keberlangsungan pendidikan di masa pandemi dan bagaimana kita bisa bersama memikirkan solusi agar tidak terjadi loose generation.
Lalu Adi Dasmin, Ketua PGRI Provinsi DKI Jakarta melihat Internasional Webinar ini tepat diadakan ditengah peringatan 76 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Kemudian Ida Farida, Ketua PP IGTKI berharap agar guru-guru TK menjadi semakin termotivasi untuk terus meningkatkan profesionalismenya.
Turut hadir sebagai narasumber Sumardiansyah Perdana Kusuma, Ketua APKS PGRI Provinsi DKI Jakarta, dalam pemaparannya ia menegaskan bahwa guru harus terus berimajinasi secara kreatif dan inovatif guna menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi anak-anak. Technological Pedagogical Content Knowledge menurut Sumardiansyah adalah kompetensi yang dibutuhkan guru ditengah pandemi.
"TK adalah PAUD berkualitas yang harus mampu bertahan di masa pandemi, guru TK harus bangga dengan profesinya dan menempatkan kesehatan sebagai prioritas utamanya," ujar Eka Putri Handayani, Praktisi PAUD.
Bagi Suhendri yang sedang menempuh pendidikan doctoral di Jepang, sekolah yang bertahan adalah sekolah-sekolah yang baik secara sistem, memiliki program yang berbeda, dan strategi pemasaran yang efektif. Uniknya selama pandemi, pembelajaran di Jepang lebih menitikberatkan pada pendidikan karakter dan bersifat paper-based, ungkap Suhendri.
Internasional Webinar ini juga menampilkan narasumber dari luar yaitu David Evans dari Australia dan Norimure Kawaai dari Jepang. David memaparkan mengenai belajar dan bermain di masa pandemi harus dimulai dari tinjauan ulang terhadap cara belajar, kurikulum, dan tujuan yang akan dicapai. Perlu ada keleluasaan dalam penyelenggaraan pendidikan dengan melibatkan lingkungan belajar di rumah, sekolah, dan masyarakat, jelas David yang merupakan pakar pendidikan inklusi dari Universitas of Sydney.
Panglima TNI : TNI-Polri di Babel Harus Bekerja Spartan Bangka Belitung.
Selanjutnya Norimune Kawaai, Guru Besar Pendidikan di Universitas Hiroshima membagi pengalaman betapa orang tua dan anak-anak di Jepang berada dalam kondisi stress, mereka kebingungan mengikuti pembelajaran di sekolah. Pemahaman dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan harus dimiliki agar oleh semua, sehingga saat sekolah tatap muka dibuka semua bisa berbaur dengan aman dan nyaman, tegas Kawaai.