Siapa yang belum pernah ke Jogja? Jika ditanya hampir semuanya pasti pernah singgah tak peduli lama atau sebentar. Jika ada yang belum juga tidak apa-apa, siap-siap saja menjadi korban iklan seperti saya dulu yang hanya mengetahui Jogja dari promo yang secara tidak langsung dilakukan oleh orang-orang penyuka kota gudeg ini. Sebagai seorang pendatang alangkah baiknya jika kita menjunjung tinggi adat istiadat di kota yang akan kita datangi terutama di kota Jogja. Ini ada beberapa peraturan tidak tertulis di Yogyakarta.
1. Tidak boleh mengenakan baju berwarna hijau di pantai Parangtritis. Larangan ini berkenaan dengan legenda termasyhur sang ratu penguasa laut latan (Jawa), siapa lagi kalau bukan Nyi Roro Kidul. Saya pernah ingin mencoba membuktikan (bukan karena sok jagoan) dengan memakai jilbab berwarna hijau tetapi dilarang oleh Pakde nya teman saya yang menjadi tour guide kami selama di Jogja (Saya lalu mengurungi niat bukan karena syirik percaya mitos tapi lebih dari mencari aman biar tidak menimbulkan masalah dengan penduduk setempat terlebih dengan Pakde)
2. Kalau lagi jalan lalu berpapasan dengan orang lain (apalagi warga asli dan juga orang tua dan lansia) maka hukumnya wajib menyapa duluan yang disebut "aruh" minimal menganggukkan kepala atau bilang nuhun
3. Selain orang Indonesia tidak bisa memiliki tanah di Jogjakarta termasuk etnis Tionghoa dan WNA, mereka hanya dapat hak bangunan (tapi sepertinya ini bukan peraturan tidak tertulis, memang kebijakan dari Sultan)
4. Jika kamu seorang pendatang dan membicarakan Sri Sultan Hamengkubuwono X maka itu dinilai tidak sopan, apalagi dengan maksud dan tujuan buruk. Denger-denger nih... kalau memang semisal Sultan dihina, diejek atau direndahkan itu yang sakit hati bisa seluruh warga Jogja loh dan siap-siap angkat koper
5. Jika mau jadi mantu orang Jogja atau diterima oleh masyarakatnya (baca; menyelesaikan urusan gawe) setidaknya harus bisa bahasa Jawa karena kebanyakan orang Jogja tidak bisa bahasa Indonesia
6. Orang Jogja suka merendah dan tidak suka menunjukkan "prestasinya" selalu meninggikan/memuji orang lain (lawan bicaranya)
7. "Katanya" pasangan kekasih tidak boleh mengunjungi candi Prambanan karena ada mitos yang mengatakan nasib cintanya akan berakhir seperti kisah Roro Jonggrang. Dengan kata lain siap-siap saja hubungan akan retak di tengah jalan. Di tahun 2016 saya dan beberapa teman mengunjungi candi Prambanan, diantara kami ada pasangan kekasih dan Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa, ditahun 2017 mereka menikah dan sudah sekarang memiliki dua anak yang lucu.
8. Orang Jogja pintar navigasi, pernah saya dan teman yang asli orang Sumatera bertanya jalan ke daerah wisata di Kulonprogo, hampir semua warga yang kami tanyai akan menjawab 4N+ yaitu ngalor, ngidul, ngetan, ngeton, kidul kulon, lor wetan, kidul wetan
Terjemahan :
Lor / Ngalor = Utara
Lor Wetan = Timur Laut
Wetan / Ngetan = Timur
Kidul Wetan = Tenggara