Cak Nun: Indonesia pada 2024, Bersemi Kembali atau Layu

- Sabtu, 23 Juli 2016 | 18:52 WIB
images_berita_Jul_16_learn-indonesian-face
images_berita_Jul_16_learn-indonesian-face

Jakarta, KlikAnggaran.com - Turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan setelah dilebur sekian pekan dalam episode protes mahasiwa, menyerahnya Kaisar Jawa pada tuntutan reformasi setelah 32 tahun erat menggenggam tongkat kekuasaan, ternyata bukan akhir dari kemelut di dalam selimut politik negeri ini. Rakyat jelata masih menggelepar kesakitan.

Sampai detik ini nadi republik masih genting, kerusuhan yang terus bersembunyi dalam sekam pun masih mengalir di sekujur tubuh negeri. Bukan hanya dunia kini yang memasang mata untuk Indonesia, tapi mungkin bahkan roh-roh yang telah lalu juga ikut menatap negeri fana yang telah mereka tinggalkan ini dengan tatapan waspada.

 

Cak Nun (Ainun Nadjib), yang saat rezim Soeharto menjelang lengser menjadi salah satu saksi, merangkum kepedihan demi kepedihan dan kejadian demi kejadian ke dalam sebuah format sederhana, tidak menggurui, apa adanya, dan matang, untuk kemudian disampaikan kepada siapa saja yang ada di sekitarnya dengan ringan namun berbobot. Tanpa harus meninggalkan dunia seni, Cak Nun duduk sebagai intelektual bebas yang memiliki pengaruh kuat di kalangan masyarakat.

Forum Kenduri Cinta dan Padang Bulan sebagai sebuah wadah kebersamaan yang telah dirajutnya hingga 16 tahun, mampu bertahan dan menjadi magnet bagi banyak kalangan untuk menyerap nasehat-nasehat dan informasi baru darinya. Modalnya adalah cucuran keringat yang mengering dan membasah, beserta kesetiaannya pada hati dan nurani.

Dalam sebuah tulisan Redaksi Kenduri Cinta dinyatakan bahwa, jalan sunyi yang ditempuh bukanlah untuk menghindar dari kenyataan zaman yang semakin tak karuan. Tapi, untuk menjadi gelombang yang membelah lautan zaman modern yang selama ini telah menenggelamkan umat manusia ke dalam keterasingan kemanusiaannya.

Walau pernyataannya tentang peta kekuasaan nasional Indonesia terkesan ditutupi oleh media mainstream, Cak Nun tidak bungkam. Dia mengatakan, bahwa yang terjadi di elit nasional Indonesia itu sama sekali bukan seperti yang kita bayangkan, yaitu mereka yang kita baca di media dan dengar di televisi. Bagi Cak Nun, yang berkuasa di Indonesia bukan Jokowi, Megawati, apalagi anak-anak Megawati. Melainkan mereka yang bermental tamu, menguasai modal, dan terhubungkan dengan jaringan internasional. Tetapi, antar mereka berlangsung pertarungan untuk saling monopoli Indonesia. Sedangkan elit-elit seperti Jokowi dan sebagainya hanya latar permainan mereka.

Menurut Cak Nun, di tahun 2024 nanti, Indonesia akan menuju dua kemungkinan yaitu, “bersemi kembali” atau “layu”. Ini tergantung dari aksi makar yang dilancarkan oleh penguasa-penguasa ghaib dan reaksi yang muncul dari kesatria-kesatria nusantara. Kata Cak Nun, Indonesia boleh jadi tidak semulus yang dibayangkan oleh para konspirator itu untuk dikontrol. Di antara manusia Indonesia itu, ada yang akan bertumbuh menghantam makar mereka.

 

Sumber: Kenduri Cinta 15 Juli 2016 - Manusiahwat

Editor: Kit Rose

Editor: Kit Rose

Tags

Terkini

Merevitalisasi Petilasan Keraton Pajang

Senin, 16 Januari 2023 | 20:19 WIB
X