Mengenal Lebih Dekat Ulama Pohon Uang

photo author
- Minggu, 25 September 2016 | 18:42 WIB
images_berita_Sep16_1-ASRONI-Ulama
images_berita_Sep16_1-ASRONI-Ulama

Bogor, Klikanggaran.com - Mungkin selama ini kita pernah mendengar seorang tokoh agama yang dikenal dengan gelar Ulama Syajaratunnuquud (Ulama Pohon Uang). Dia adalah Al-Mukarram Wal-Muhtaram As-Syekh Al-Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abi Bakar bin Salim lahir di Dompu, 15 Agustus 1945.

Tepat dua hari sebelum Indonesia diproklamirkan kemerdekaanya oleh bung Karno dan bung Hatta, dia adalah seorang ulama yang memperjuangkan pluralisme. Kedekatannya dengan tokoh-tokoh non Islam tidak diragukan lagi, begitu juga dengan tokoh nasioanalis yang sama-sama memperjuangkan pluralism, yaitu Presiden Republik Indonesia ke-3, K.H. Abdurrahman Wahid.

 

Syekh Habib Saggaf berkiprah di dunia dakwah secara ikhlas, membangun berbagai pesantren dan perguruan tinggi, tetap memperjuangkan nilai-nilai keberagamaan. Syekh wafat di Parung tanggal 12 November 2010. Salah satu pesantren yang ditinggalkan adalah Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Parung Bogor, yang terletak di Jl. Nurul Iman, Desa Bojong Sari, Kecamatan Bojong Sempo, Parung-Bogor.

Pesantren tersebut dipenuhi oleh ribuan santri yang berasal dari berbagai daerah, baik Sabang sampai Marauke. Yang paling menakjubkan adalah, semua santri Al-Ashriyyah Nurul Iman bebas biaya, mulai dari tempat tinggal, makan, minum, listrik, maupun pendidikan, gratis secara penuh. Jenjang pendidikannya lengkap, dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA. Perguruan Tinggi pun ada di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul Iman (STAINI) Parung-Bogor.

Setelah Habib Saggaf wafat lima tahun yang lalu, Pondok Pesantren al-Ashriyyah Nurul Iman diambil alih langsung oleh istri tercinta pendiri Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, yang sering disapa santri dengan panggilan akrab Ummi Waheda, yang dilahirkan di negara serba maju yaitu Singapura.

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman selain dibekali dengan ilmu-ilmu agama, kitab kuning, olahraga, pencak silat, taekwondo, karate, bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, dan juga kewirausahaan. Dalam bidang usaha, santri-santri dibekali dan dilengkapi dengan adanya pabrik roti, pabrik tahu, pabrik tempe, pabrik air hexagonal, susu kedelai, daur ulang sampah, percetakan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kegiatan extra kurikulernya pun lengkap.

“Bukan hanya itu, kegiatan atau program menghafal Al Quran dan kitab-kitab klasik seperti Kitab Al-Fiyah Ibnu Malik, Kitab Zubad, Kitab Ndzom, dan kitab-kitab lainnya pun ada di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman,” kata Munir, salah satu santri Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor pada klikanggaran via massengger, Minggu (25/9/2016).

Munir juga menjelaskan, di Pondok Nurul Iman ini para santri dilatih menjadi seorang pendakwah, pemimpin, dan juga pengusaha. Bukan hanya ilmu agama atau ukhrawi saja, tapi ilmu dunia, ilmu bisnis, ilmu wirausaha pun diajarkan. Banyak para tamu, penziarah, atau pengunjung terheran-heran melihat pondok ini, yang mereka tanyakan adalah, dari mana biaya pondok pesantren besar, santrinya ribuan, tapi free?

"Kami menjawab pertanyaan para penziarah tersebut, inilah salah satu karomah guru kami, Al-Mukarram Wal-Muhtarom Al-Habib Saggaf Bin Mahdi Bin Syekh Abi Bakar bin Salim, yang dijuluki oleh para ulama dengan nama Ulama Syajaratunnuuquud yang artinya Ulama Pohon Uang. Di Pondok kami juga terdapat Al Quran terbesar dan Al Quran terberat di dunia," tambahnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kit Rose

Tags

Rekomendasi

Terkini

X